Kedua tersangka yang berada di lantai tiga rumah Jamaluddin, menunggu lebih dari enam jam sebelum membunuh korban.
Tersangka menghabisi nyawa korban Jamaluddin dengan cara dibekap menggunakan kain sprei dan bantal.
Aksi yang dilakukan turut dibantu oleh Zuraida Hanum yang memegangi kaki korban.
• Disindir Maudy Koesnaedi saat Naik KRL, Nia Ramadhani Bereaksi Sewot: Kalau Aku yang Ngomong Masalah
Pembunuhan terhadap Hakim Jamaluddin memang terbukti direncanakan.
Namun, pembuangan mayat korban awalnya tidak direncanakan karena ketiga tersangka ingin merekayasa fakta seolah-olah, korban Jamaluddin meninggal akibat serangan jantung.
"Para tersangka terkejut karena ada lebam-lebam merah pada wajah korban," imbuh Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, Kamis (16/1/2020).
"Disini mereka tidak menduga karena kuatnya membekap wajah korban, hingga meninggalkan jejak dan ini tidak diinginkan istri korban," sambungnya.
Kapolda Sumut menuturkan, saat itu Zuraida Hanum panik dan langsung berpendapat polisi pasti akan menuduhnya sebagai pelaku karena Jamaluddin meninggal bukan akibat serangan jantung.
• Fakta-fakta Raja & Ratu Kerajaan Agung Sejagat: Buka Warung di Angke, Bukan Suami Istri
Adanya lebam itu membuat Zuraida Hanum bersikukuh untuk membuang jasad suaminya.
"Istrinya bersikeras agar mayat korban dibawa dari rumah dan dibuang," papar Kapolda.
Pengakuan Tersangka Lainnya
Saat proses rekosntruksi kedua, tersangka Jefri menuturkan kejadian yang sebenarnya.
Jefri Pratama menuturkan kebingungannya ketika memilih antara dua tempat untuk pembungan mayat.
Kebingungan itu terjadi karena pembungan mayat Jamaluddin tak direncanakan sebelumnya.
• Sederet Keistimewaan Baca Surat Al Kahfi Ayat 1-10 Tiap Hari Jumat