Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Kelenteng Hok Lay Kiong yang terletak di Jalan Kenari I, Kelurahan Margahyu, Kota Bekasi merupakan yang tertua di wilayah setempat.
Kelenteng tersebut diketahui telah ada sejak tahun 1818, dibangun oleh warga keterunan tionghoa yeng menetap di Bekasi sejak zaman dulu.
Sejarawan Bekasi, Ali Anwar mengatakan, akar sejarah penduduk Bekasi keturunan tionghoa tidak lepas dari migrasi besar-besaran yang pernah terjadi pada tahun 1740-an.
Kala itu menurut Ali, penduduk keturunan tionghoa yang tinggal di Batavia melakukan pemberontakan terhadap VOC Belanda hingga membuat sejumlah warga mengungsi ke daerah pinggiran.
"Dipukul mundur pemberontak China ini oleh pasukan VOC Belanda, mereka dikejar diantaranya melarikan diri ke wilayah pinggiran seperti Tangerang, Bekasi," kata Ali, Sabtu (25/1/2020).
Warga keturunan tionghoa selanjutnya membaur dengan masyarakat Bekasi. Umumnya, mereka tinggal di sekitaran Pasar Bekasi atau saat ini disebut Pasar Proyek.
"Mereka di antaranya jadi pedagang, petani, sebagian besar mereka jadi pedagang," jelasnya.
"Karena pasar proyek dulunya pasar terbesar di Bekasi, disana dekat dengan sungai, kan dulu transportasi melalui sungai bukan darat," tegasnya.
Lambat laun, warga tionghoa lalu mendirikan kelenteng hingga menjadikan kawasan sekitarnya identik dengan budaya tionghoa.
Meski di sana marak dijumpai warga tionghoa, hingga saat ini warga asli pribumi tetap hidup berdampingan hingga tebentuk nuansa tolenrasi diantaranya.
Sudrajat, panitia penyelenggaraan Tahun Baru Imlek 2671, mengatakan, toleransi di kawasan sekitaran Kelenteng Hok Lay Kiong terbilang unik.
Kelenteng menurut dia bukan diidentikkan sebagai tempat yang tertutup dan hanya bisa dipijaki oleh warga tionghoa.
"Si sinu unik yaang terlihat saat ini tidak lengkap, sebetulnya kalau anda datang di momen-momen tertentu ada Pak haji orang orang berjilbab ada yang Hindu dan ada Kristen itu semuanya kita menyatu," kata Sudrajat.
• Satu Orang Pelaku Penodongan Konsumen Warteg Petukangan Utara Ditangkap di Jagakarsa
• Reaksi Penjual Tahu Cantik Viral Saat Banyak Komentar Soal Cincin di Jari Manis
Menurut dia, bentuk toleransi yang tersaji di sekitar kawasan kelenteng sudah dirawat sejak lama. Leluhur warga sekitar yang memang sudah hidup berdampingan tetap menjaga silaturahmi.