Pesta miras itu pun ditraktir NRA. Satu botol minuman alkohol dibawakan.
Setelah minum bersama, Cecep dan NRA mabuk.
Saat di bawa pengaruh alkohol, NRA sekonyong-konyongnya menarik kerah baju Cecep.
"Dipukul kepala saya, saya bilang, kita lagi happy bang, selow saja sudah," kata Cecep, saat diwawancarai awak media, di kantor Polsek Metro Senen, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2020).
"Ternyata dia masih nafsu sama saya. Saya mau pukul lagi," lanjutnya
Bahkan NRA melontarkan kalimat tak pantas kepada Cecep.
NRA mengatakan kalimat 'culun' atau 'cemen' terhadap Cecep.
"NRA melontarkan kata-kata yang melecehkan, cemen kepada pelaku," kata Kapolsek Metro Senen, Kompol Ewo Samono, saat konferensi pers, di kantornya, Rabu (5/2/2020).
Air alkohol pun habis. Kedua mata Cecep tertuju pada botol miras kosong tersebut.
Karena merasa direndahkan, Cecep keki sehingga menghantam NRA dengan botol bekas minumannya tersebut.
Kaca botol minuman keras itu kira-kira tebalnya tiga sentimeter.
Polsek Metro Senen pun mengamankan barang bukti botol miras tersebut.
Ternyata, botol tersebut tak ada satupun bekas pecahan.
"Tersangka mengambil botol mimuman keras yang tadi digunakan untuk pesta miras," beber Ewo.
"Dia (tersangka) langsung memukulkan kepada korban, mengenai jidat dan leher sebelah kiri," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Cecep mengatakan botol yang dilayangkan kepada tubuh NRA tidak pecah.
"Tidak pecah, setelah itu botolnya saya pukul lagi ke korban," ucap Cecep, yang mengenakan pakaian tahanan polisi.
Akibat perbuatannya, Cecep yang kini berstatus tersangka dijerat Pasal 351 ayat 3, karena mengakibatkan korban meninggal dunia dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. (*)