Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dampak pandemi Covid-19 benar-benar nyata secara ekonomi, setidaknya hal itu yang terjadi pada Saeful Margasana, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mahasiswa yang akan menginjak semester lima di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam itu, terpaksa memecahkan celengan keluarga dan membayar biaya kuliah menggunakan uang logam.
Kepada TribunJakarta.com, Saeful menceritakan, ayahnya seorang montir tambal ban, sedangkan ibunya penjual gorengan di sekolah.
Sebenarnya, pendapatan sang ibu yang paling terimbas. Ia tidak bisa berjualan karena sekolah ditutup.
Beruntung keluarga yang tinggal di bilangan Cisoka, Kabupaten Tangerang itu memiliki tabungan receh.
Mulai 2016, Saeful, orang tuanya dan dua adiknya selalu memasukkan uang Rp 1.000 logam ke dalam celengan yang terbuat dari botol air mineral bekas.
Terus menerus dikumpulkan, uang tersebut kini digunkan pada situasi darurat.
Saat tenggat bayar kuliah sudah dekat, Saeful, atas seizin orang tuanya akhirnya menggunkan celengan receh logam itu.
Saeful mengungkapkan, pada tahun sebelumnya, ia juga kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT), hingga meminjam kepada seseorang.
Ia tidak ingin kesulitannya kali ini membuatnya kembali berhutang.
"Karena kan lagi pandemi gini. Orang tua juga pemasukan lagi enggak ada. Cuma jualan gorengan di sekolah sekolah juga ditutup, bapak cuma tambal ban, ya tambal ban, paling ngisi angin seribu dua ribu."
"Tahun kemarin sempat pinjam duit buat bayar UKT, mau minjam lagi juga enggak enak, minjam-minjam mulu buat bayar kuliah. Akhirnya ada tabungan dibukalah itu, hari Rabu kalau enggak salah," tutur Saeful melalui sambungan telepon.
• PKL di Sepanjang KBT Berharap Bisa Kembali Berjualan
• UPDATE TC Timnas U-19: Pemain Dapat Libur Latihan, PSSI Pasang Target Tinggi di Piala Asia
• Polisi Minta Keluarga Sampaikan Informasi Sekecil Apapun Terkait Penembakan di Kelapa Gading
Awalnya, Saeful sangsi dengan celengan keluarganya yang hanya berisi uang logam pecahan Rp 1.000 itu.
Namun setelah dihitung seharian lebih, ternyata uang logam itu cukup untuk membayar UKT sebesar Rp 3,5 juta.
"Yasudahlah dicoba buka celengan, awalnya enggak yakin sampai ada Rp 3,5 juta. Akhrinya dihitung duitnya, pagi-pagi sudah dapat Rp 1,2 juta. Ngitungnya juga pegel, ditinggal tidur. Eh diterusin sama ibu, Ini sudah selesai, dan cukup," ujarnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Saeful belum juga membayarkan UKT semester limanya karena ditolak pihak bank.
Saeful mengunggah kisahnya bayaran menggunakan uang logam itu dalam bentuk cuitan di Twitter.
Cuitan itupun viral dan mendapat banyak tanggapan dari ribuan netizen.