Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMAN SARI - Di dalam gang yang tidak terlalu luas di kawasan Glodok, Jakarta Barat, ada sebuah kedai kopi legendaris yang seolah sayang untuk dilewatkan.
Kopi Es Tak Kie, begitu namanya. Terletak di Gang Gloria, Glodok, Jalan Pintu Besar Selatan III, Jakarta Barat, kedai kopi ini sudah ada sejak 1927 silam.
Konon, ornamen yang ada di dalamnya juga berusia cukup tua dan masih dipertahankan hingga saat ini.
Suasana vintage, sangat terasa ketika Anda mulai memasuki kedai ini.
Terlihat jajaran foto-foto lawas tentang sejarah Kopi Es Tak Kie sejak awal berdiri serta arsitektur bangunan kuno seolah membawa saya kepada suasana tempo dulu.
"Ini gedung benar-benar super tua. Meja dan bangkunya juga sudah dari tahun 1927, yang datang kalah tua kebanyakan. Barang jaman dulu jatinya emang kuat," ungkap Akwang, generasi ke tiga dari Liong Kwie Tjong yang merupakan pendiri Kopi Es Tak Kie, pada TribunJakarta, Selasa (18/8/2020).
Awal mulanya, kedai ini pertama kali didirikan oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong yang merupakan kakek dari Akwang.
Liong kala itu menjual kue-kue dan hanya memiliki usaha dengan gerobak saja di kawasan Petak Sembilan.
Dilansir dari website kopiestakkie.com, putra Liong, yang bernama Liong Tjoen, adalah generasi kedua yang meneruskan usaha tersebut.
Mulai dari generasi inilah, kedai tersebut mulai menetap di kedai kecil yang berada di gang Gloria ini.
Pada tahun 1930, banyak permintaan dari para pelanggan untuk menyajikan kopi.
Sejak saat itu, Kopi Es Tak Kie menjadi menu yang favorit di warung ini. Bahkan kopi otentik ini masih bertahan dengan resep yang sama hingga sekarang.
Saya pun memesan satu gelas Kopi Es Tak Kie seharga Rp 22 ribu.
Cita rasa sedikit pahit, juga asam khas kopi Lampung sangat terasa pada tegukan pertama es kopi tersebut.
Rasanya cukup membuat segar dan melek. Apalagi jika diminum dalam suasana siang hari yang begitu terik.