Saat itulah, NL berlagak kerasukan arwah ayahnya, yang merupakan guru spritual para tersangka. Disitu, arwah ayah NL memerintahkan dan meminta mereka membantu NL membunuh Sugianto.
“Assalamualaikum apakah kalian siap berjuang?” kata penyidik menirukan pernyataan NL saat kerasukan arwah ayahnya, dalam rekonstruksi, Selasa.
"Siap eyang," jawab MM, RS, SY dan AJ bersamaan.
Setelah itu, para tersangka melakukan ziarah ke makam ayah NL di Tangerang, menggunakan mobil milik NL.
Di makam, NL kembali kerasukan arwah ayahnya.
"Assalamualaikum, izin masuk," kata NL seperti ditirukan penyidik.
"Jadi, seolah-seolah arwah almarhum masuk ke tubuh NL," kata penyidik menyelaraskan adegan rekonstruksi.
"Silakan,” jawab tersangka Ruhiman alias M.
Rangkaian kejadian itu semakin memantapkan para pelaku untuk membunuh Sugianto.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan peristiwa NL kerasukan arwah ayahnya, dan meminta para tersangka membantunya, semakin meyakinkan para pelaku untuk mau membantu menghabisi Sugianto.
"Jadi jelas, tersangka NL itu beberapa kali mengaku kerasukan arwah ayahnya yang meminta para pelaku agar menghabisi atau membunuh korban," kata Yusri
Sebab semua pelaku katanya diketahui satu kelompok dalam perguruan di Lampung dimana gurunya adalah ayah NL.
"Karena mereka semua adalah bekas murid ayah NL, jadi mereka semua segan. Apalagi dengan kerasukannya NL yang seakan-akan ini perintah ayah NL, maka semuanya mau membantu rencana NL," kata Yusri.
Selain itu, menurut Yusri, setahu korban, NL yang merupakan karyawannya di bagian keuangan sejak 2012 adalah seorang janda.
"Karena sepengetahuan korban, tersangka NL ini janda dan tak menikah juga, sering dikatain janda gak laku. Juga beberapa kali diajak melakukan hal di luar aturan. Ini membuat NL sakit hati," katanya.