Kisah Cak In'am: Dampingi Eks Napi Terorisme Mulai Hidup Baru Lewat "Ngopi" Bareng di Kedai Kopi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Inam Amin(44) saat berada di kedai kopi miliknya yang diberinama kedai Kopi Gandroeng, daerah Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman

Ada satu kisah lagi yang membuat pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, ini terlibat di Yayasan Lingkar Pedamaian.

Akuntabilitas Hukum Militer Atasi Terorisme Ikut Sistem Peradilan Pidana Umum

Rencana Pelibatan TNI Tangani Terorisme Mendapat Kritik dari Pegiat HAM

Pelibatan TNI Atasi Terorisme Cukup Mengacu Pada UU TNI Nomor 33/2004

Diceritakannya, pada tahun 2011 adiknya memutuskan untuk melanjutkan studi di Mesir.

Pada tahun pertama, adiknya masih terpantau aktif menjalani studi.

Namun, pada tahun kedua, tiba-tiba adiknya menghilang. Ternyata adiknya terpapar paham radikalisme.

"Masih muda 17 tahun, anaknya pendiam, santun, tapi tidak tahu tiba-tiba pergi ke Suriah, Saya suruh pulang tidak mau. Akhirnya kabar duka kita terima, meninggal tahun 2012, kabarnya terlibat bom bunuh diri di Suriah atau Irak," tuturnya.

Dari peristiwa tersebut, Cak In'am mengambil kesimpulan ada sesuatu yang tidak beres.

Sebab, dirinya sangat mengenal sosok adiknya tersebut.

"Ada mungkin kesalahpahaman, ada brain washing, karena saya tahu betul adik saya itu. Makanya, saya berharap jangan sampai ada anak-anak seperti yang dialami adik saya," ujarnya.

Dia menyampaikan, Yayasan Lingkar Perdamaian diinisiasi oleh Ali Fauzi, adik dari Amrozi.

Namun, sebenarnya sebelum dibentuk, yayasan itu sudah bergerak untuk merangkul para eks napiter. Yayasan ini pusatnya di Lamongan, Jawa Timur.

"2016 itu dibentuk yayasan, di Yogya ini perwakilannya, DPW-lah istilahnya. Saya diajak Ali Fauzi, 'Ayo, Mas, membuat yayasan'. Saya bilang, 'Monggo, siap'. Ya jadi gayung bersambut," tuturnya.

Menurut dia, di Yogyakarta ada 20 orang baik eks napiter maupun napiter yang didampingi.

Selain itu, yayasan juga mendampingi keluarga dari napiter maupun eks napiter.

"Kita juga mendampingi keluarga, mereka pasti tersisihkan di masyarakat, mereka kadang takut. Yang penting bahwa ayolah bareng-bareng kembali ke pangkuan ibu pertiwi," jelasnya.

Cak In'am menuturkan, bicara mengenai napiter ataupun eks napiter sangatlah kompleks.

Halaman
1234

Berita Terkini