Ia menjemput bola ke jalanan dan membagi-bagikan nasi bungkus kepada para fakir miskin, tukang ojek dan para pelintas lainnya. Sebelum berangkat, mereka terlebih dahulu menyurvei lokasi.
"Saya lihat misalnya di Tanah Abang, banyak laporan tukang minta-mintanya, di gang, atau pasar. Kita berbagi nasi bungkus di sana," katanya.
Sudah hampir 8 bulan, ia menggelar makan gratis di depan kiosnya itu.
Menuai berkah
Keberkahan justru datang juga kepada Maya. Ia tak menyangka mendapatkan program bedah rumah gratis dari salah satu perusahaan swasta.
Program itu ditujukan kepada rumah orangtuanya. Sebab, rumah orangtuanya mengalami kerusakan 70 persen pascalongsor. Dana yang dibutuhkan mencapai Rp 140 juta.
"Belum lama ini, rumah ibu saya mendapatkan program renovasi gratis. Ya Allah cepat banget doa saya terkabul. Di antara yang dibantu oleh perusahaan itu, rumah kita yang terparah," ceritanya.
Selain itu, keberkahan lainnya datang menghampirinya. Maya ditawari menjadi agen pupuk tanpa modal.
Kala itu, ia sedang mengantre membeli pupuk. Tiba-tiba, seorang sopir memanggilnya.
"Dia tawari saya jadi agen pupuk lewat bosnya karena saya sudah sering adakan makan gratis. Jadi, saya enggak perlu keluar modal, saya bantu jualin pupuk dengan harga yang sudah ditentukan," jelasnya.
Keberkahan itu dirasakan betul oleh Maya. Ia bertekad tak ingin berhenti untuk terus berbagi.
Ia juga berniat menambah fasilitas di warung makan gratisnya seperti ketersediaan bangku dan meja yang layak.
"Meski pandemi nanti sudah berakhir, Insya Allah saya ingin berbagi terus," pungkasnya.