Viral Gunung Gede Pangrango Terlihat dari Kemayoran, Pesona Gunung yang Menyihir Soe Hok Gie

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Pendaki di Gunung Gede Pangrango. Pesona Gunung Gede Pangrango terlihat dari kawasan Kemayoran Jakarta Pusat pada Rabu (17/2/2021) kemarin.

Tak hanya Mapala UI, organisasi pencinta alam lain di Jakarta dan sekitarnya juga menjadikan Gunung Pangrango untuk menempa ilmu mendaki gunung.

Faktor kemudahan akses merupakan salah satunya. "Karena memang mayoritas/sebagian besar latihan Mapala di mana dan lokasi yang tak jauh dari kampus UI di Jakarta/Depok," kata laki-laki yang akrab disapa Dewe.

Mapala UI pun punya tradisi unik untuk para anggotanya.

Pada perjalanan pelantikan anggota Mapala UI, para calon anggota akan menggunakan baju adat dari beragam daerah di Lembah Mandalawangi.

Mereka akan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama di Mandalawangi.

Mereka juga saling memperkenalkan asal usul baju adat daerah yang dikenakan. Dari era 1970-1990an, Lembah Mandalawangi juga jadi tempat penyelenggaraan Jambore Mapala UI dan dihadiri para pendaki gunung lain.

Mereka biasanya menginap di Lembah Mandalawangi dan melakukan pengibaran bendera Merah Putih pada setiap tanggal 17 Agustus.

"Itu upacara 17 Agustus. Bukan hanya anak-anak Mapala UI, ada anak SMA. Ada mahasiswa-mahasiswa dari fakultas UI lainnya.

Ada yang pakai baju adat nyanyi lagu Indonesia Raya.

Seringnya jambore memang di Suryakencana karena jalurnya lebih gampang seperti Gunung Putri," kisah Wisnubrata, anggota Mapala UI era 1970-an.

Yang tak kalah pentingnya adalah peristiwa tentang penaburan sisa jasad Soe Hok-Gie di Lembah Mandalawangi pada 17 Desember 1975.

Soe Hok-Gie memang sempat dimakamkan di Tanah Abang, Jakarta sebelum dibawa abunya ke Gunung Pangrango. Mantan wartawan Harian Kompas, Jimmy S. Harianto dalam tulisannya di buku Soe Hok-Gie: Sekali Lagi menulis abu jasad Soe Hok-Gie ditabur di Lembah Mandalawangi.

Abu jasad Soe Hok-Gie diantar ke Lembah Mandalawangi oleh 35 orang pendaki yang berasal dari Jakarta, Bogor, dan Bandung termasuk Jimmy.

"Satu-satu, telapak tangan itu diisi dengan abu tulang Soe yang putih kecoklat-coklatan dan abu-abu. Setelah di atasnya ditaburi bunga, abu ditaburkan ke segala penjuru lembah ke arah yang mereka suka," tulis Jimmy dalam artikel berjudul "Hok-gie ke Pangrango untuk Hilang,".

Tak hanya kepentingan petualangan. Lembah Mandalawangi juga pernah digunakan sebagai tempat penelitian medis.

Halaman
1234

Berita Terkini