TRIBUNJAKARTA.COM, FLORES - Nasib korban banjir bandang di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sungguh miris.
Korban banjir bandang menjerit kelaparan setelah dilanda bencana alam yang menerjang Kecamatan Adonara Timur.
Banjir bandang yang terjadi Minggu 4 April 2021 dini hari membuat warga kaget dan syok hingga tak bisa menyelamatkan kebutuhan makanan.
Selain menderita kelaparan, sebagian besar kondisi korban menggigil kedinginan akibat hanya mengenakan satu-satunya baju yang melekat di badang.
Banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 01.00 dinihari di saat orang tertidur dan pastinya tidak ada persiapan sama sekali.
Banjir bandang terjadi akibat luapan sungai dari wilayah perbukitan di sekitar Desa Horowura dan Hoko Horowura, Kecamatan Adonara Tengah.
Kini warga mengungsi di sejumlah titik fasilitas umum di wilayah itu sedang membutuhkan bantuan.
Korban meninggal dunia dalam bencana banjir bandang hingga kini mencapai 41 orang dan 27 orang belum ditemukan.
"Semua warga hanya pakai pakaian di badan, makanan juga belum ada. Mohon bantuannya," ujar sumber Pos Kupang yang berada di lokasi.
Sementara Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran mengungkapkan kondisi di tempat pengungsian sangat memprihatinkan.
Baca juga: Nenek Cuma Bisa Terdiam Lihat Kelakukan Suami Suka Berjam-jam di Kamar Mandi dengan Cucunya
Baca juga: Banjir Besar di NTT, Puluhan Warga Diduga Masih Tertimbun Material Banjir, Jembatan Rubuh
Baca juga: Pemerintah Melalui Kemenhub Bakal Keluarkan Aturan Pengendalian Transportasi Selama Idul Fitri
“Saya lagi di lokasi. Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Kami membutuhkan bantuan tenda, makanan, pakaian tenaga medis dan obat-obatan serta logistik lainnya.
Untuk nyebrang ke Puskesmas Waiwerang, kita kesulitan karena jembatan putus," ujar Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran kepada wartawan, Minggu 4 April 2021.
Ia mengatakan, pihaknya kini sedang mendata anggota masyarakat yang menjadi korban baik itu meninggal dunia atau luka-luka serta berapa banyak warga yang belum ditemukan.
Informasi yang dihimpun, ratusan warga yang rumahnya berada di bantaran sungai Rian Muko mengungsi sementara di gedung sekolah 1 MAN Waiwerang.
Sementara posko darurat untuk menampung warga Desa Lamanele, berada di Desa Lama Laka, Kecamatan Ile Boleng.