Sisi Lain Metropolitan

Tertarik Jadi Stuntman Film Laga? Berikut Tips dan Saran Bagi Pemula yang Baru Merintis

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anggota perempuan berlatih menendang di ruang studio Piranha Stunt Indonesia pada Kamis (8/4/2021) - Apakah tertarik dengan aksi memukau yang diperagakan stuntman dalam sebuah film laga? Berikut tips untuk pemula yang baru merintis karir sebagai

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILODONG - Apakah Anda tertarik dengan aksi memukau yang diperagakan stuntman dalam sebuah Film laga?

Bila tertarik, anda bisa bergabung ke dalam komunitas stuntman yang tersebar di Indonesia untuk bisa mengembangkan kemampuan melakukan hal-hal ekstrim.

Salah satu stuntman dari Komunitas Piranha Stunt Indonesia, Cep Hendra Suprawijaya (35) membeberkan tips untuk pemula yang baru merintis karir sebagai stuntman.

Menurutnya keinginan menjadi stuntman harus didasari dari hobi bela diri. Bukan hanya ingin mencari uangnya saja.

"Lebih bagus apabila sebelumnya sudah pernah ikut bela diri. Itu lebih gampang," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (9/4/2021).

Salah satu stuntman senior di Komunitas Piranha Stunt Indonesia di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ia berprinsip bahwa jangan pernah mengejar uang, tetapi bagaimana caranya uang yang datang sendiri.

Sebab, kalau orang bergabung menjadi stuntman semata hanya uang, pasti tidak akan bertahan lama.

Baca juga: Dulu Hidup Berkecukupan, Kini Istri Pensiunan Polisi Jadi Pemulung Demi Bertahan Hidup

Baca juga: Demo di Mabes Polri, Aktivis Minta Polisi Usut Purnawirawan yang Diduga Salah Gunakan Wewenang

Baca juga: Tempat Persembunyian Terduga Teroris Dibocorkan Orang Terdekat, Polisi: Menyerahkan Diri Saja

"Sebentar latihan sebentar hilang. Enggak datang datang lagi. Banyak yang kayak gitu," ujarnya.

Hendra melanjutkan ia bakal mengajak anggota yang konsisten dalam berlatih.

Ia lebih mengapresiasi anggota yang pantang menyerah.

"Anggota yang udah lama latihan walau jarang diajak shooting tapi tetep dateng intens, kadang kita lebih utamakan meski belum punya pengalaman dan pasti lebih gampang kita bimbingnya," tambahnya.

Selain itu, stuntman harus memiliki mental dan fisik yang kuat.

Sebab, tak jarang latihan stuntman terbilang keras.

Penghasilan stuntman pun terbilang lumayan. Besarnya penghasilan ditentukan dari tingkat kesulitan beradegan.

"Semakin tinggi tingkat kesulitan, kita dihargai makin tinggi. Contohnya kalau nabrak kaca atau mobil dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta," pungkasnya.

Baca juga: Demo di Mabes Polri, Aktivis Minta Polisi Usut Purnawirawan yang Diduga Salah Gunakan Wewenang

Mengenal Piranha Stunt Indonesia

Adegan berbahaya di film laga tak lepas dari pemeran pengganti atau stuntman yang beraksi dengan segenap totalitas.

Mereka adalah sosok yang kerap menggantikan aktor utama ketika melakukan adegan seperti melompat dari gedung tinggi, menerabas kaca, menembus kobaran api bahkan sampai ditabrak truk.

Salah satu komunitas yang terbilang cukup lama merasakan asam garam dunia stuntman di Indonesia adalah Komunitas Piranha Stunt Indonesia.

Sore itu, sejumlah anggota komunitas tengah berlatih bela diri beralaskan matras puzzle di sebuah studio semi-outdoor seluas 300 meter persegi.

Mereka terlihat memukul, menangkis hingga menendang secara bergantian layaknya seorang pesilat yang sedang berlatih.

Baca juga: Layaknya Pemain Sepak Bola Dunia, Pedagang Kerupuk Pun Punya Aturan Transfer saat Pindah Pabrik

Di studio itu juga dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk berlatih adegan berbahaya. Di antaranya ada matras, trampoline dan sejumlah tali sling.

Dalam seminggu, mereka berlatih dua kali, Minggu dan Rabu. Di awal latihan, anggota melakukan pemanasan (stretching) sebelum memulai repetisi gerakan.

Anggota Komunitas Piranha Stunt Indonesia sedang mengambil ancang-ancang untuk menendang di ruang studio Komunitas Piranha Stunt Indonesia di Kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Meski pandemi Covid-19 masih membekap dunia perfilman, anggota komunitas tetap berlatih agar kemampuan bela dirinya tetap terasah dan menjaga fisik.

Anggota komunitas, Cep Hendra Suprawijaya, atau dipanggil Hendra, mengatakan mereka biasanya berlatih lebih dari dua kali bila ada proyek pembuatan film.

Baca juga: Kisah Hendra, Stuntman Bernyali Besar: Berlaga dari Sinetron Laga hingga Film di Belanda

Baca juga: Inilah Sosok Jane, Agen Rahasia dari Detektif Swasta: Pengintai Pasangan yang Doyan Selingkuh

Baca juga: Cerita Stuntman saat Peragakan Adegan Berbahaya, Nyawa Bisa Jadi Taruhannya

Latihan yang intens dilakukan agar gerakan mereka berlangsung baik kala disorot kamera.

"Kalau kita dapat project, seminggu full enggak berhenti latihan. Sampai malem kadang-kadang. Menghafal dan mematangkan gerakan," ujar Hendra kepada TribunJakarta.com pada Rabu (7/4/2021).

Gerakan-gerakan itu pun juga melewati penilaian sutradara. Mereka biasanya merekam aksinya ke dalam sebuah video kemudian dikirim kepada sutradara.

Baca juga: Cerita Wanita Detektif Swasta: Bongkar Ladyboy Thailand Pacar Pria Indonesia Hingga Pasangan Sedarah

Bila hasilnya kurang maksimal, para stuntman harus merevisi gerakan sampai benar-benar cocok.

Sutradara kerap memberikan referensi video kepada stuntman sebagai bahan masukan.

Hendra sedang memeriksa peralatan untuk adegan berbahaya di ruang inventaris Komunitas Piranha Stunt Indonesia di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Komunitas Piranha Stunt Indonesia sudah main ke banyak film-film laga tanah air. Di antaranya, The Raid 1 (2011), The Raid 2 (2014), Merantau (2009) dan Headshot (2016).

Anggota Komunitas ini juga sering terlibat dalam film-film yang dimainkan aktor laga tersohor Iko Uwais.

Awal Berdiri

Awal terbentuk komunitas ini bermula setelah mereka bermain di film laga kolosal bernama Jaka Tingkir sekira tahun 2003-2004.

Setelah proyek selesai, para anggota stuntman lalu membentuk Asosiasi Stuntman Indonesia (ASMI).

Salah satu motivasi terbentuknya ASMI lantaran banyaknya stuntman-stuntman dari Beijing yang masuk ke industri tanah air.

"Akibatnya timbul kesenjangan sosial dan karena gerakan ASMI tersebut akhirnya kita berhasil mengusir mereka, tenaga stuntman dari luar yang dipakai PH-PH (Production House) di Indonesia," terangnya.

Baca juga: Jaminan Kesehatan Belum Jadi Prioritas, Stuntman Film Laga: Kadang Cuma Dikasih Uang Urut

Namun, asosiasi pun akhirnya bubar karena belum kuat secara legalitas. Para anggota pun berpencar membentuk komunitas sendiri-sendiri.

"Karena kita belum kuat di legalitas dan segala macamnya. Akhirnya kita bikin komunitas aja lah," lanjutnya. 

Sejumlah anggota yang berpencar ini kemudian membentuk komunitas sendiri bernama Komunitas Piranha Stunt Indonesia pada tanggal 22 Juni tahun 2005.

Dua anggota sedang melakukan pemanasan dengan mengangkat kedua kakinya di ruang studio Piranha Stunt Indonesia di Kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Pendiri dari komunitas ini adalah Majid dan Yandi Sutisna. 

Dari sanalah, kedua orang itu mulai merekrut dan mendidik banyak anggota.

Komunitas ini bermarkas di Jalan Madrasah Nomor 22, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat. 

Hendra menjelaskan Piranha sendiri diambil dari nama ikan yang terkenal beringas ketika mendapatkan makanan.

Komunitas itu pun menjelma layaknya piranha yang datang keroyokan ketika tawaran main film datang.

"Piranha itu identik dengan keroyokan. Kalau orang ngasih gorengan itu brek, rebutan. Dari situ sih. Ada peluang langsung sikat rame-rame," jelasnya.

Saat ini, anggota komunitas berjumlah 20-40 orang. Para anggota senior yang turut mendirikan komunitas ini mengajarkan dan berbagi pengalaman kepada anggota-anggota baru.

Baca juga: Bongkar Peralatan Detektif Jane Ungkap Kasus Selingkuh, Hanya Bawa 1 Alat Agar Misi Berjalan Mulus

Di saat Pandemi

Pandemi Covid-19 turut menggoyahkan perekonomian para pekerja di industri film. Tak terkecuali para stuntman.

Dalam sebulan biasanya komunitas ini bermain di tiga sampai empat film. Di masa pandemi, satu tawaran saja sudah sangat disyukuri.

Seorang anggota perempuan berlatih menendang di ruang studio Piranha Stunt Indonesia pada Kamis (8/4/2021). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Meski ada tawaran iklan dan web series, tetapi tak sebanyak di masa normal.

"Sepi order, apalagi ini mau lebaran. Paling ada iklan atau web series tapi enggak seramai dulu," katanya.

Hendra juga mengaku sulit lantaran hidupnya bergantung semata kepada dunia industri film ini.

Bila tidak ada panggilan, ia lebih banyak menghabiskan waktu latihan dan cari peluang.

"Latihan-latihan dan update kegiatan juga ke media sosial. Mencari-cari referensi gerakan, jadi pas ada tawaran film baru udah siap," jelasnya.

Kendati demikian, Hendra dan kawan-kawannya tetap bersabar agar situasi ini segera berlalu dan industri film pun tak lagi mati suri. 

Berita Terkini