Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Komisaris Utama PLN, Amien Sunaryadi bersama Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meninjau TPU Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang pada Rabu (28/4/2021).
Kedatangan keduanya memantau proses pengolahan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPU Rawa Kucing.
Sebagai informasi, teknologi RDF adalah teknik penanganan dan pengolahan sampah untuk menjadikannya sumber bahan bakar.
Di TPU Rawa Kucing, bahan bakar yang dihasilkan dari teknik RDF ini untuk kepentingan PLTU Lontar di Kabupaten Tangerang.
Sebab, saat ini harga bahan bakar yang dihasilkan dari sampah masih lebih murah daripada bahan bakar batu bara.
Diketahui, perbedaannya bisa mencapai 50 persen.
"Saat ini masih kita lihat perbedaannya 50 persen bila dibanding batu bara tentu saja ini masih flukfuatif," ungkap Direktur Mega Project PLN, Ikhsan Asaad di TPU Rawa Kucing.
Ia meneruskan, karena harganya yang jauh lebih murah, bisa mendorong PLN mempercepat peningkatan produksi energi baru.
Seperti di Kota Tangerang, lanjut Ikhsan, jadi lokasi yang menjadi pilot project RDF.
Jika berhasil, kedepannya akan menyasar kota lain.
Sementara, menurut Direktur Pengembangan dan Niaga PT Indonesia Power, Harlen, kedepannya Indonesia Power akan menyuplai alat pencacah sampah yang ukurannya lebih besar dari yang dimiliki Kota Tangerang.
Hal tersebut tentu saja apa bila sudah keluar data kekurangan dan kelebihan teknologi RDF.
Dengan begitu, kata Harlen, bisa mempercepat proses pembuatan sumber energi bahan bakar untuk PLTU Lontar.
"Menindaklanjuti yang kemarin, kami dengan Pemkot Tangerang menandatangani MoU atau kerja sama, bagaimana kesiapan kita dalam menghadapi permasalahan sampah yang ada di kota," terang Harlen.