Liburan Sambil Sewa PSK, Pengalaman Alan Booking Online Berujung Kecewa: Banyak Tak Sesuai Foto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PSK. Alan (50) bukan nama sebenarnya kerap menyewa PSK saat liburan bersama rekannya.

TRIBUNJAKARTA.COM - Alan (50) bukan nama sebenarnya kerap menyewa PSK saat liburan bersama rekannya.

Hal itu juga yang dilakukan Alan saat berwisata di kawasan wisata Ciater, Subang, Jawa Barat, Senin (24/5/2021) malam.

Alan pun juga bercerita mengenai wajah PSK Online yang berbeda dengan foto yang ditampilkan di aplikasi.

Alan berasal dari daerah berjuluk Kota Padi untuk berlibur ke kawasan Ciater.

Alan lalu membuka aplikasi online untuk mencari PSK online.

Prostitusi online membuat pria hidung belang tak perlu berlama-lama mencari wanita yang bisa diajak kencan melalui aplikasi.

Baca juga: Lika Liku Vera Jadi PSK Online Layani Tetangga Hingga Teman Karib: Tarif Sesuai Kesepakatan

Bahkan dalam aplikasi tersebut juga terlihat detail jarak si calon wanita pemuas nafsu yang hendak ia sewa.

Sampai pada pukul 17.00 WIB, Alan berhasil menggaet satu wanita dengan tarif yang menurutnya cukup murah dan wanita yang sesuai dengan kriterianya.

"Saya hubungi, bisa saja dia yang datang pakai ojek online atau saya yang jemput. Cuma tadi dia yang bersedia datang ke sini, pulang juga dia naek ojek online tak perlu diantar," kata Alan kepada Tribun, Senin (24/5/2021).

Baca juga: Demi Si Buah Hati, Kisah Janda 21 Tahun Layani Pria Hidung Belang Tak Lama Setelah Melahirkan

Alan tengah menunggu di salah satu vila yang terletak tak jauh dari parkiran bus kawasan wisata Ciater Kabupaten Subang.

Ia lantas menjemput wanita yang ia pesan melalui aplikasi yang diantar hanya sampai ke depan gerbang vila saja oleh pengemudi ojek online.

"Kadang di aplikasi enggak semuanya asli. Ada saja yang fotonya cantik, orangnya enggak sesuai. Kadang ada juga yang menipu ketemu enggak, tapi minta transfer duluan," ujar Alan.

Baca juga: 6 PSK Saat Mangkal Terjaring Razia Satpol PP hingga Pengakuan Harus Nafkahi 5 Anak

Alan yang memang sudah sering menyewa jasa prostitusi online tentu sudah paham mana penipu, mana yang bukan penipu.

"Kalau penipu itu jelas, dia pengen ditransfer duluan, biasanya minta nomor WA duluan," kata dia.

Menurut Alan jika memesan jasa wanita aplikasi online tidak semua memuaskan.

"Justru lebih banyak kecewanya, kadang di foto cantik. Aslinya enggak begitu, paling ada yang sesuai itu kisaran 20 persenlah jadi banyak yang enggak sesuai foto," ujarnya.

Bunga (21) (nama samaran) warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat bekerja sebagai pekerja seks komersial.

Malam itu, Bunga menjadi teman kencan Alan.

merupakan wanita yang be sebagai pekerja seks komersial.

"Saya pasang tarif Rp 600 ribu, kalau ongkos ojek online antar jemput sudah saya yang bayar, jadi pelanggan cukup nunggu aja," kata Bunga usai berkencan dengan Alan.

Bunga menambahkan, ia sudah berkecimpung di prostitusi online selama tiga tahun.

"Itu dimulai dari sejak keluar SMA, yah, sekarang, kan, aku 21 tahun, pas usia 18 tahunlah," katanya.

Bunga sendiri merupakan seorang janda muda beranak satu.

"Kalau akhir-akhir ini sepi, pas wekend pun sekarang mah sepi paling dapat dua pesanan semalam itu udah maksimal," ujar Bunga.

Karenanya ia pun senang jika ada pesan masuk melalui aplikasi di ponselnya.

"Kalau Rp 600 ribu itu hanya satu kali main, kalau semalam bisa satu juta," ujarnya.

Ia sendiri mengaku menjajakan diri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

"Saya tulang punggung (keluarga), anak saya masih bayi, jadi butuh beli susu, selain itu saya juga tak mau merepotkan keluarga saya," ujarnya.

Demi Si Buah Hati

Ilustrasi prostitusi online. (Surya/Firman Rachmanudin)

Demi si buah hati, Bunga (21) terpaksa kembali melayani pria hidung belang tak lama setelah melahirkan.

Usia bayi sang janda muda itu belum berusia dua bulan.

Bunga sempat berpikir keluar dari dunia prostitusi online.

Namun kebutuhan susu sang anak membuatnya dirinya kembali menawarkan jasa kencan kepada pria hidung belang.

"Selama hamil meski sudah cerai saya tak berani 'open'. Sempat saya berpikir untuk berhenti. Tapi sekarang ini saya punya anak yang butuh susu saya tak mau merepotkan orang tua," kata Bunga di dekat parkiran bus Ciater, Senin (24/5/2021) malam.

Akhir-akhir ini, Bunga hanya baru melayani tiga pria hidung belang.

Baca juga: Pembunuh PSK Online di Kamar Kos Tertangkap, Pelaku Habisi Korban Setelah Bercinta

"Setelah Lebaran baru tiga kali, soalnya gampang-gampang susah juga. Kadang minta tarifnya murah banget," ujar dia.

Dari tarif sekali kencan, Rp 500-600 ribu Bunga bisa menafkahi diri dan bayinya selama satu pekan.

"Kalau seminggu ya bisa sampai Rp 500 ribu itu termasuk susu anak saya," kata dia.

"Selama saya 'open' anak saya titip ke orang tua. Bu saya titip dulu mau ada perlu. Tapi memang enggak lama paling malem sampai jam 2 atau jam 3 pagi udah di rumah," ujarnya.

Bunga mengaku mengalami hamil di luar nikah.

Sang pacar merenggut keperawanannya.

Setelah hamil duluan, kemudian ia menikah dengan sang pacar.

Namun sayang rumah tangga mereka tak berlangsung langgeng.

Bunga lalu diceraikan oleh sang suami yang merupakan mantan pacar yang merenggut keperawanannya.

"Saya masih mengandung, tapi dia udah ngajak cerai. Sekarang anak saya juga baru satu bulan," ujar Bunga kepada Tribun, Senin (24/5/2021).

Baca juga: PSK Pakai Foto Profil Palsu Demi Tipu Pria Hidung Belang, Minta Uang Pelicin Sebelum Kencan

Sebelum menikah Bunga memang sudah akrab dengan prostitusi online.

Ini setelah sang pacar memaksanya berhubungan badan.

"Saya tahu dari teman, katanya 'open' aja, terus saya diajarin pakai aplikasi tersebut," kata dia.

Bunga memasang tarif cukup standar untuk berkencan.

Tarif Rp 600 ribu sekali kencan menurutnya murah.

"Biasanya ada yang sampai satu juta bahkan 1,5 juta sampe pagi," ujarnya perempuan asal Lembang, Bandung Barat ini.

Dari perbincangan itu, ternyata Bunga baru saja melahirkan beberapa pekan sebelumnya.

Kini bayinya pun belum berusia dua bulan.

Peristiwa Lain

Prostitusi di Rumah Penduduk

Ilustrasi Prostitusi (ThinkStock via Kompas)

Praktik prostitusi ternyata tak marak di perkotaan. Di desa yang jauh dari akses kota, bisnis haram itu pun bisa dijumpai.

Tak harus hotel, kamar rumah penduduk yang ala kadarnya pun jadi.

Sekilas tidak ada yang aneh dari sebuah rumah milik S (51) di Desa Bandungan Kecamatan Rakit, Banjarnegara.

Rumah itu tak ubahnya tempat tinggal penduduk lain di desa.

Terlebih rumah itu berada di tengah perkampungan.

Tapi siapa sangka, di dalam rumah sederhana itu, ada beberapa wanita muda yang diduga menjalani praktik prostitusi.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Banjarnegara menggerebek rumah itu karena diduga menjadi tempat praktik prostitusi, Kamis (6/5).

Kepala Satpol PP Banjarnegara, Esti Widodo, melalui Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Banjarnegara, Mokhamad Santiaji, menyampaikan, pihaknya sempat mendapatkan laporan dari warga bahwa di rumah itu menjadi tempat praktik prostitusi.

Benar saja, saat digerebek, pihaknya menemukan 7 orang di dalam rumah. Mereka pun lantas diamankan.

"Ada 3 orang laki-laki dan 4 orang perempuan yang kami amankan," ungkapnya, Jumat (7/5/2021)

Saat penggerebekan itu, pihaknya bahkan menemukan satu pasangan bukan suami istri yang sedang berduaan di dalam kamar di rumah tersebut.

Pihaknya juga mendapati dua perempuan mengaku penjaja seks komersial yang mangkal di rumah itu.

Mereka pun tampak kaget dan panik ketika aparat datang menghampiri. Pihaknya menyanyangkan, rumah yang berada di tengah pemukiman warga disalahgunakan untuk tempat asusila atau prostitusi.

Tentunya, ini sangat meresahkan warga di sekitarnya.

Terlebih, saat ini adalah Bulan Ramadan dimana umat Islam sedang khusyuk menjalani ibadah untuk meraih rahmat Tuhan.

"Jika tidak kita tindak, bisa menimbulkan dampak sosial di tengah masyarakat yang lebih besar, " katanya

Penyidik Satpol PP, Sugeng Supriyadhi mengatakan, 7 orang di dalam rumah itu terjaring razia, termasuk pemilik rumah. Mereka dibawa ke Kantor Satpol PP untuk dimintai keterangan.

"Mereka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan. Jika nanti ditemukan pelanggaran, akan ada tindakan tegas sesuai aturan hukum yang berlaku," terangnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Cerita Bunga, Janda Muda 21 Tahun yang Terjerumus Prostitusi Online di Kawasan Wisata Ciater, .

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul PSK Buka Praktik di Desa, Manfaatkan Rumah Penduduk, Saat Digerebek Ada 7 Pria dan Wanita, .

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Janda Muda di Bandung Harus Jalani Prostitusi Online, Baru Melahirkan Sudah Cari Hidung Belang, 

Berita Terkini