TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menganggap biasa kritik BEM UI yang menyebutnya King of The Lip Service. Bahkan, ia masih ingat omongan orang-orang kepadanya.
Ia tak mempermasalahkan ekspresi mahasiswa yang mengemukakan pendapatnya di muka umum.
Bahkan, menurut Jokowi, kritik mereka harus diapresiasi karena Indonesia negara demokratis yang menghargai kebebasan berpendapat.
Jokowi Ingatkan Sopan Santun
Meski begitu, Jokowi menggarisbawahi sekaligus mengingatkan para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya secara baik.
Menurut dia, Indonesia memiliki budaya tata krama yang menjunjung tinggi sopan santun.
Baca juga: Polemik Unggahan BEM UI Jokowi ‘The King Of Lip Service’ , Kampus: Proses Pembinaan
"Kita ini memiliki budaya tata krama, kesopansantunan. Saya kira ini biasa saja, karena mungkin mereka belajar menyampaikan pendapat," ucap Jokowi seperti dilansir Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/8/2021).
Dalam postingannya di media sosial, BEM UI menggunggah poster dengan wajah Jokowi memakai mahkota disertai tulisan Jokowi: The King of Lip Service hingga viral.
Buntutnya, pihak kampus memanggil Ketua BEM UI dan para anggotanya untuk dimintai keterangan soal ini oleh Direktorat Kemahasiswaan UI.
Surat panggilan yang bersifat "penting dan segera" itu pun beredar di publik.
Mereka yang dipanggil di antaranya Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra; Wakil Ketua BEM UI Yogie Sani; Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI Ginanjar Ariyasuta; Kepala Kantor Komunikasi dan Informasi BEM UI Oktivani Budi.
Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI Christopher Christian; Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI Syahrul Badri dan wakilnya Achmad Fathan Mubina; Ketua DPM UI Yosia Setiadi dan dua wakilnya Muffaza Raffiky serta Abdurrosyid.
BEM UI mengunggah poster Jokowi: The King of Lip Service pada Sabtu (26/6/2021) pukul 18.00 WIB dan menuai banyak reaksi warganet.
Baca juga: Setelah Posting Jokowi The King Of Lip Service, BEM UI Meradang Akun Pesan Instan Anggotanya Diretas
Pihak kampus mengakui postingan meme tersebut bentuk kebebasan berpendapat, tapi tidak boleh ada aturan yang dilanggar.
Rupanya, pihak kampus berpendapat kritik BEM UI ini bisa menimbulkan pelanggaran dalam beberapa hal. Itulah alasan mereka dipanggil Direktorat Kemahasiswaan UI.
Soal pemanggilan pihak kampus terhadap ketua dan anggota BEM UI, Jokowi pun angkat bicara.
Ia meminta pihak kampus tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi.
"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan negara ini adalah negara demokrasi. Jadi boleh-boleh saja. Universitas tidak perlu untuk menghalangi mahasiswa untuk berekspresi," terang Jokowi.
Jokowi Beberkan Sindiran Orang
Bagi Jokowi, dirinya biasa menjadi sasaran kritik banyak orang. Ia pun masih ingat kritik pedas yang dilayangkan kepadanya selama menjabat.
"Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, plonga-plongo, kemudian ada yang ganti lagi saya ini otoriter, kemudian ada yang bilang saya 'bebek lumpuh'," ujar Jokowi.
"Baru-baru ini juga dikatakan 'Bapak Bipang' dan terakhir ini ada yang menyampaikan 'The King of Lip Service'," imbuh dia.
Presiden Jokowi tak ingin larut menanggpi kritik BEM UI, karena Indonesia diterpa lonjakan kasus aktif Covid-19.
Baca juga: Kampus UI Sebut Unggahan BEM UI Soal Presiden Jokowi ‘The King Of Lip Service’, Melanggar Aturan
Ia pun meminta seluruh masyarakat untuk bersama-sama fokus pada penanganan pandemi Covid-19 yang sedang dialami Indonesia.
"Tapi yang saat ini penting, kita sama-sama fokus dalam menangani pandemi Covid-19," pinta Jokowi.
Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI Achmad Fathan Mubina menjelaskan perihal postingan BEM UI yang belakangan viral itu.
Menurut dia, BEM UI menilai apa yang dikatakan Jokowi di berbagai kanal pemberitaan tidak sesuai dengan realitanya.
“Kita dari bidang sosial dan politik punya banyak isu yang perlu disikapi, selaku tupoksi kita di BEM," ujar Fathan kepada TribunJakarta lewat sambungan telepon, Minggu (27/6/2021).
"Beberapa di antaranya ada keterlibatannya dengan presiden itu sendiri,” tambahnya.
Menurut dia, di sejumlah pemberitaan media, apa yang dinyatakan Jokowi itu tidak sesuai dengan realisasinya.
"Cenderung menunjukkan tidak adanya keseriusan gitu dalam merealisasikan pernyataan tersebut," terang Fathan.
Mengaca pada realitas itu, BEM UI merasa resah dan membuat poster seperti yang viral.
Baca juga: BEM UI Kecam Peretasan Akun Medsos Anggotanya Usai Viral Presiden Jokowi ‘The King Of Lip Service’
Ia memastikan, unggahan BEM UI tidak dimaksudkan untuk menyikapi isu tertentu, melainkan sebagai review atas berbagai pernyataan Presiden Jokowi terhadap isu-isu yang berkembang.
“Kita hanya mereview ulang, tentang bagaimana presiden itu menyikapi berbagai isu dan sifatnya juga sejenis kompilasi semata dari berita yang beredar seperti kita tampilkan di referensi, untuk kami tanggapi. Jadi untuk postingan konsepnya begitu,” beber dia.
Fathan menilai sudah sejak lama konten yang diunggah BEM UI di sosial media akan viral ketika menyinggung pihak tertentu.
“Polanya begitu dari dulu kalau kita menyinggung pihak tertentu. Publik itu kadang tidak bisa membedakan antara personal dan tanggung jawabnya."
"Kita tidak memojokkan Pak Jokowi sebagai suatu orang gitu sebagai personalnya, tapi lebih ke tanggung jawabnya sebagai presiden,” tuturnya.
Ia menduga poster Jokowi: The King of Lip Service viral bisa jadi karena secara visual bagus, ditambah situasi perpolitikan Indonesia dan efek ramainya aktivitas di media sosial.
"Maka viralnya tak terelakkan gitu meskipun kita tidak berniat seperti itu,” imbuhnya.
Menurut dia, unggahan tersebut sebenarnya baik untuk menjadi perhatian masyarakat luas.
"Memang ada beberapa hal mungkin tidak bisa diterima beberapa golongan, cuma memang arahnya lebih ke penyikapan dari pemberitaan yang beredar di media,” tegasnya.
Artikel ini disarikan dari berita Tribunnews.com dan TribunJakarta.com dengan judul: Akui Dikatakan Plonga-plongo hingga The King of Lip Service, Jokowi Pilih Fokus Urusi Pandemi dan Jokowi Dijuluki King of The Lip Service, BEM UI Dipanggil Pihak Kampus: Bisa Menimbulkan Pelanggaran