Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi interpelasi PDI Perjuangan dan PSI soal penolakan Formula E.
Menurut dia, hal ini biasa terjadi dalam sistem pemerintahan.
Meski begitu, Ariza menyebut yang menolak Formula E sebaiknya duduk bersama guna menyampaikan aspirasinya.
"Kami minta yang tidak setuju silakan berdiskusi, dialog sampaikan keberatan dan alasannya, saya kira bisa kita carikan solusi," kata Ariza, kepada Wartawan, Sabtu (4/9/2021).
"Dalam demokrasi ini ada yang pro dan kontra, biasa," lanjutnya.
Ariza juga menanggapi ihwal sejumlah karangan bunga dukungan warga untuk interpelasi PDI-Perjuangan dan PSI yang menolak Formula E.
Menurutnya, hal tersebut wajar dilakukan oleh masyarakat.
"Jadi, tidak bisa sekarang sekadar menolak sekalipun itu hak warga. Kami hormati yang setuju, kami hormati yang tidak setuju," tuturnya.
"Namun, apa yang diputuskan tentu melalui mekanisme aturan ketentuan dan peraturan yang ada," tutup Ariza.
Sebelumnya, Gedung DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dibanjiri karangan bunga berisi dukungan untuk PDIP dan PSI agar konsisten menggulirkan hak interpelasi untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga: Formappi Sebut Partai Penolak Interpelasi Formula E Terganggu Kepentingannya
Interpelasi ini menyusul ngototnya Anies menggelar Formula E di akhir jabatannya, sementara pandemi Covid-19 belum berakhir.
Pantauan TribunJakarta.com, belasan karangan bunga itu tampak berjejer di halaman gedung DPRD DKI.
Dari informasi yang didapat, karangan bunga tersebut mulai berdatangan sejak Rabu (1/9/2021) malam.
Mayoritas karangan bunga itu berisi ucapan terima kasih kepada PDIP dan PSI yang dianggap telah mengawal uang rakyat yang mau digunakan mas Anies untuk menggelar Formula E.
"Terima kasih PDIP dan PSI untuk mempertanyakan pemakaian uang rakyat oleh Gubernur DKI," demikian isi karangan bunga yang dikirim Alumni ITS Cinta NKRI dikutip Kamis (2/9/2021).
"Terima kasih PDIP dan PSI penjaga amanat dan uang rakyat DKI," bunyi isi karangan bunga dari pejuang NKRI.
Selain karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI, ada juga beberapa karangan duka cita yang ditujukan untuk tujuh fraksi DPRD DKI yang menolak interpelasi.
"Turut berduka cita atas matinya suara rakyat oleh penolakan interpelasi 7 parpol, semoga semakin ditinggalkan konstituen," bunyi karangan bunga dari Sembari atau Semangat Baru Indonesia.
Sebagai informasi, interpelasi terhadap Gubernur Anies Baswedan yang ngotot menggelar Formula E belakangan menjadi polemik sendiri di kalangan internal DPRD.
Hal ini mencuat usai tujuh fraksi DPRD DKI menyatakan diri menolak interpelasi usai diundang mas Anies makan malam di rumah dinasnya di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Upaya PDIP dan PSI menggulirkan interpelasi pun terancam bakal lantaran kurangnya dukungan dari anggota legislatif lainnya.
Saat ini koalisi PDIP dan PSI baru bisa mengumpulkan tanda tangan dari 33 anggota dewan.
Baca juga: Kantor Gubernur Anies Digeruduk Massa, Tuntut Formula E Dibatalkan
Padahal, syarat untuk menggulirkan interpelasi dibutuhkan dukungan 50 persen + 1 anggota DPRD DKI atau 54 suara legislatif.
Artinya, masih kurang 21 suara agar interpelasi benar-benar bisa digulirkan.
Aksi demo dukung interpelasi dibubarkan
Demo tolak Formula E yang digelar di Balai Kota Jakarta dibubarkan polisi.
Pasalnya, aksi demo tersebut tak mendapat izin dari pihak kepolisian.
Kapolsek Metro Gambir AKBP Kade Budi Budiyarta menegaskan, selama masa PPKM masyarakat dilarang berunjuk rasa.
"Massa dari mana pun yang melaksanakan kerumunan akan kami bubarkan," ucapnya usai membubarkan demo, Jumat (3/9/2021).
Baca juga: Kantor Gubernur Anies Digeruduk Massa, Tuntut Formula E Dibatalkan
Ia menyebut, larangan ini dibuat demi meminimalisir penularan Covid-19.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, demo yang berlangsung mulai pukul 14.00 WIB tadi sejatinya berjalan damai.
Massa sempat beberapa kali berteriak yel-yel berisi desakan agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatalkan rencanannya menggelar Formula E.
Setelah kurang lebih 10 menit menyampaikan aspirasinya, polisi langsung meminta mereka membubarkan diri.
Tak ada perlawanan dari massa aksi, mereka langsung membubarkan diri dentan dikawal beberapa polisi bermotor.
"Sekarang kami kawal mereka, memastikan mereka benar-benar membubarkan diri," ujarnya kepada awak media.
Sebelumnya, penolakan terhadap Formula E disampaikan masyarakat dengan mengirimkan karangan bunga ke gedung DPRD DKI.
Baca juga: Mas Anies Tak Perlu Khawatir, Yunarto Wijaya Sebut Interpelasi Formula E Justru Menguntungkan
Karangan bungai itu berisi dukungan kepada Fraksi PDIP dan PSI yang kini tengah mengajukan usul interpelasi terhadap Anies yang ngotot gelar Formula E.
Pantauan TribunJakarta.com Kamis (2/9/2021) siang, belasan karangan bunga itu tampak berjejer di halaman gedung DPRD DKI.
Dari informasi yang didapat, karangan bunga tersebut mulai berdatangan sejak Rabu (1/9/2021) malam.
Mayoritas karangan bunga itu berisi ucapan terima kasih kepada PDIP dan PSI yang dianggap telah mengawal uang rakyat yang mau digunakan mas Anies untuk menggelar Formula E.
"Terima kasih PDIP dan PSI untuk mempertanyakan pemakaian uang rakyat oleh Gubernur DKI," demikian isi karangan bunga yang dikirim Alumni ITS Cinta NKRI dikutip Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Kaget Dapat Banyak Karangan Bunga, PDIP: Interpelasi Formula E Dianggap Benar oleh Masyarakat
"Terima kasih PDIP dan PSI penjaga amanat dan uang rakyat DKI," bunyi isi karangan bunga dari pejuang NKRI.
Selain karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI, ada juga beberapa karangan duka cita yang ditujukan untuk tujuh fraksi DPRD DKI yang menolak interpelasi.
"Turut berduka cita atas matinya suara rakyat oleh penolakan interpelasi 7 parpol, semoga semakin ditinggalkan konstituen," bunyi karangan bunga dari Sembari atau Semangat Baru Indonesia.
Sebagai informasi, interpelasi terhadap Gubernur Anies Baswedan yang ngotot menggelar Formula E belakangan menjadi polemik sendiri di kalangan internal DPRD.
Hal ini mencuat usai tujuh fraksi DPRD DKI menyatakan diri menolak interpelasi usai diundang mas Anies makan malam di rumah dinasnya di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Upaya PDIP dan PSI menggulirkan interpelasi pun terancam bakal lantaran kurangnya dukungan dari anggota legislatif lainnya.
Saat ini koalisi PDIP dan PSI baru bisa mengumpulkan tanda tangan dari 33 anggota dewan.
Padahal, syarat untuk menggulirkan interpelasi dibutuhkan dukungan 50 persen + 1 anggota DPRD DKI atau 54 suara legislatif.
Artinya, masih kurang 21 suara agar interpelasi benar-benar bisa digulirkan.