Lapas Tangerang Terbakar

Napi yang Selamat dari Kebakaran Lapas Tangerang Jalani Trauma Healing, Ngaku Sering Dihantui Korban

Penulis: Ega Alfreda
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar trauma healing untuk para narapidana di Lapas Kelas 1 Tangerang, Jumat (17/9/2021).

Pelayanan kesehatan jiwa ini diikuti puluhan narapidana khususnya napi blok C, yang melihat langsung amukan si jago merah.

Baca juga: LPSK Minta Kasus Kebakaran Lapas Tangerang Diusut Tuntas

Kepala Bidang P2P, Dinkes Kota Tangerang, Indri Bevy mengungkapkan, program trauma healing digelar sejak Selasa (14/9/2021) hingga Jumat (17/9/2021).

Trauma healing diadakan bersama RSUD Kota Tangerang dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI).

Trauma Healing saat ini difokuskan pada para napi, dan nanti dilanjutkan ke petugas yang bertugas saat kejadi.

Ia menjelaskan, sejak hari kedua insiden kebakaran terjadi, tim Dinkes sudah turun untuk melakukan pendekatan, penenangan dan pendalaman terkait sejauh apa gangguan psikis atau mental yang diderita korban selamat Blok C.

Begitu juga dengan mereka blok tetangga yang sekadar mendengar atau melihat proses kejadian.

“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan."

IGD RSUD Kabupaten Tangerang, Jalan Ahmad Yani, Tangerang, Kota Tangerang, Rabu (8/9/2021). (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

"Hasilnya, baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya," papar Bevy.

Sementara, Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang, Amir Ali mengungkapkan, hasil kuesioner para napi banyak yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur.

"Maka, pada trauma healing ini belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan."

"Melakukan trapi kejiawaan dan trapi pengobatan."

"Sejauh ini belum ada yang naik pada tahap rujukan," ungkap Amir.

Baca juga: Over Kapasitas, Renovasi Lapas Kelas 1 Tangerang yang Terbakar Mulai Dikebut

Pada proses terapi, kata Amir, dilakukan secara person to person sehingga sampai saat ini baru sekitar 83 napi yang ditangani.

"Angka ini masih akan terus bertambah."

"Jika trauma healing seperti ini tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan, para napi dapat mengalami kecemasan yang lebih dalam atau depresi yang mendalam," paparnya.

Berita Terkini