"Kalau belum mateng, nanti saya minta dia tinggalin nomor HP. Kalau sudah mateng, saya kabari," tambahnya.
Tak sedikit dari pembeli yang lebih suka manjat untuk mengambil sendiri buahnya.
Ketika sudah matang, pembeli ditemani istri dan anaknya datang untuk mengambil sendiri nangka pesanannya.
"Kalau udah mateng, nanti dia ajak istri dan anaknya. Terus dia naik dan metik sendiri buahnya," cerita Engkong.
Para pembeli buah nangkanya ada yang dari sekitar Joglo tapi ada juga yang dari Pulogadung sampai Bekasi.
Saat ini, terang Engkong Geler, sudah jarang pohon nangka di ibu kota.
Pohon nangka di depan rumahnya ini ia pertahankan sejak tahun 1990-an.
Maka tak heran, ketika buah-buah nangka itu tergantung di atas pohon engkong Geler, banyak pembeli yang tergoda.
Warga Betawi ini memasang harga dari Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu per buahnya.
Baca juga: Jalan-Jalan di Kawasan Pasar Baru, Ada Apa Saja?
Selama menjual nangka, ia pernah keliru mengabarkan pembeli.
Saat itu, buah nangkanya ternyata belum matang.
Akhirnya, uang pembeli pun dikembalikan.
"Tapi saya kan enggak rugi, karena pohon nangkanya punya saya sendiri," pungkasnya.