TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali identik dengan angka 3.
Usai menyebut ada 3 faktor penyebab banjir dan 3 jurus mengatasinya, kini Anies juga menyebut ada 3 faktor soal seseorang terlibat pungutan liar alias pungli.
Pria yang juga dalam Pilkada DKI lalu memiliki nomor urut 3 itu menuliskan hal tersebut di keterangan postingan terbaru di akun Instagramnya berjudul Jakarta Kota Bebas Dari Pungli.
Dalam keterangan itu, Anies menggungah foto saat dia bersama Menkopolhukam Mahfud MD dan sejumlah pejabat lainnya antara Irwasum Polri, Kapolda Metro Jaya, Pangdam Jaya, dan Ketua Ombudsman Perwakilan DKI Jakarta menandatangani komitmen Jakarta Kota Bebas dari Pungli Tahun 2021.
Dituliskan Anies, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memberikan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel, salah satunya bebas dari pungli.
Baca juga: Ditanya Progres Formula E, Gubernur Anies Hanya Acungkan Jempol
"Kami menyampaikan terima kasih, dan apresiasi atas kerja bersama di dalam menangani persoalan pungli di Jakarta," tulis Anies dikutip TribunJakarta.com dari Instagramnya, Rabu (17/11/2021).
"Jakarta menyatakan komitmennya di seluruh wilayahnya, semoga seluruh wilayah bebas dari pungli," lanjut Anies.
3 Faktor Penyebab Pungli Versi Anies
Anies menyebut bahwa ada tiga faktor yang membuat seseorang terlibat pungli.
"Secara umum ada tiga faktor yang bisa menyebabkan terjadinya pungli, yakni faktor kebutuhan, faktor keserakahan, hingga penyalahgunaan sistem," kata Anies.
Untuk faktor kebutuhan, kata Anies, sejatinya di DKI Jakarta seluruh jajarannya diberikan tunjangan yang mencukupi untuk hidup layak di Jakarta.
"Jadi secara alasan kebutuhan tidak lagi kebutuhan karena sudah dicukupi," tuturnya.
Untuk faktor penyalahgunaan sistem, lanjut Anies, saat ini di Jakarta hampir semuanya dilakukan digitalisasi atas seluruh proses perizinan, dan pelayanan hampir semua dilakukan secara digital.
"Di mana kita memiliki JAKI," tutur Anies.
Baca juga: Pengamat: Anies Baswedan Diyakini Bakal Pakai Cara Lama di Pilgub DKI untuk Maju Pilpres 2024
Sedangkan untuk faktor keserakahan, Anies mengakui bahwa hal ini tidak ada obatnya.
"Itu bisa dihentikan dengan rasa takut, Insya Allah akan memberikan efek jera.
Jadi kita berharap bahwa tiga faktor di mana terjadi pungutan pungutan liar mudah mudahan bisa kita kendalikan," harap Anies.
Anies menjelaskan, sebagaimana tercantum dalam Keputusan Gubernur Nomor 2786 Tahun 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri telah membentuk Unit Pemberantasan Pungutan Liar (UPPL) di tingkat provinsi dan tingkat wilayah kota/kabupaten administrasi.
Unit Pemberantasan Pungutan Liar (UPPL) Provinsi DKI Jakarta telah melakukan aksi nyata pada 2021 dengan melaksanakan 819 kegiatan pencegahan, 704 kegiatan intelijen, 305 kegiatan penindakan dan 250 kegiatan yustisi dalam rangka pemberantasan pungutan liar di Provinsi DKI Jakarta.
"Pemprov DKI juga terus mengajak seluruh pihak terkait dalam mengambil peran untuk memastikan tidak ada praktik pungutan liar di wilayah kerja masing-masing," kata Anies.
Anies pun mengajak warga apabila melihat atau mengalami pungli di DKI Jakarta untuk segera melaporkan lewat JAKI.
3 Penyebab Banjir dan 3 Jurus Ala Anies
Sebelumnya, Anies juga seakan identik dengan angka 3 saat membahas mengenai masalah banjir.
Ketiga hal itu yakni mengenai penyebab, upaya dan klaim Anies bahwa Jakarta tak akan sampai 3 hari terendam banjir.
Saat memimpin apel kesiapsiagaan relawan PMI dengan penggiat kebencanaan DKI Jakarta terhadap dampak La Nina, dilansir dari Instagram Anies Baswedan, orang nomor satu di DKI Jakarta itu menyebut ada 3 sumber penyebab banjir di wilayahnya.
"Pertama, dari kawasan pesisir atau rob.
Baca juga: Jakarta Dikepung Banjir Setiap Hujan Deras, Anak Buah Anies: Drainase Vertikal Masih Kurang 13 Ribu
Kedua, dari kawasan selatan pegunungan yaitu air hujan yang mengalir di 13 sungai yang melalui Jakarta.
Ketiga, dari hujan lokal yang terjadi di Jakarta," papar Anies dikutip TribunJakarta.com dari Instagram pribadinya, Senin (11/5/2021).
Anies pun akan menghadapi ketiga masalah itu dengan tiga jurus dan prinsip, yaitu Siaga, Tanggap dan Galang.
Dijelaskan Anies, selain Relawan PMI dan Relawan Kebencanaan pihaknya juga akan menggerakkan seluruh unsur masyarakat di Ibukota di segala lapisan, khususnya ketika terjadi bencana banjir.
"Kita juga melibatkan setiap unsur elemen masyarakat dari mulai level RT, RW dan Tokoh Masyarakat untuk selalu siap siaga menginformasikan ke petugas/relawan penanganan bencana terutama pada daerah-daerah yang setiap tahunnya tergenang oleh air, begitu juga banjir rob, banjir kiriman dan banjir lokal," paparnya.
Anies juga memaparkan targetnya bila banjir mengenangi wilayah ibu kota.
Dia mengklaim wilayah di Jakarta tak akan lagi kebanjiran sampai 3 atau 4 hari lamanya.
"Targetnya kami akan memastikan daerah-daerah yang biasanya banjir tergenang 3-4 hari, sekarang kurang dari sehari sudah kering," klaim Anies.
"Para petugas seperti Lurah, Camat, BPBD, serta OPD terkait lainnya, semua punya target 6 jam surut," lanjut dia.
Baca juga: Anak Buah Anies Klaim Berhasil Keruk 1,29 Ton Lumpur, Tapi Jakarta Masih Tetap Kebanjiran
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi peningkatan curah hujan 70-100 persen akan terjadi mulai Desember tahun ini karena dampak La Nina.
Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu daerah di Pulau Jawa yang juga diprediksi akan terkena dampak La Nina berupa peningkatan curah hujan mencapai 100 persen.