Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Gedung Cyber 1 yang dilanda kebakaran merupakan bangunan penting.
Pasalnya, Gedung Cyber 1 yang berlokasi di Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, menyimpan data-data penting, termasuk data pemerintah.
"Gedung ini penting karena ini Gedung Cyber di sini ada server dan data-data penting. Di dalam server ini, selain data data pemerintah, juga ada data-data pihak swasta yang penting," kata Riza di lokasi, Kamis (2/12/2021).
Namun demikian, Riza memastikan kebakaran itu tidak membuat data-data pemerintah maupun swasta mengalami kerusakan.
Sebab, menurutnya, data-data pemerintah tidak tersimpan di lantai 2 Gedung Cyber yang terbakar.
"Alhamdulillah di lantai 2 ini tidak ada data-data pemerintah. Memang di gedung ini ada, tapi Alhamdulillah tidak terbakar. Data-data pemerintah sejauh ini aman," ujar dia.
Baca juga: 2 Remaja Meninggal Saat Kebakaran Gedung Cyber 1, Polisi Segera Olah TKP & Periksa Saksi
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan akan menyelidiki kemungkinan adanya dugaan tindak pidana dalam kasus kebakaran di Gedung Cyber 1.
Penyelidikan itu dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya unsur kelalaian maupun kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
"Kita telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan kegiatan-kegiatan penyelidikan terkait hal tersebut (kebakaran Gedung Cyber 1)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan, Kamis (2/12/2021) malam.
Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Tindak Pidana Kasus Kebakaran Gedung Cyber 1 yang Tewaskan 2 Remaja
Kebakaran di Gedung Cyber 1 terjadi pada Kamis siang sekitar pukul 12.35 WIB.
Tidak terlihat kobaran api dari luar gedung. Namun, kepulan asap hitam tampak menyelimuti sekeliling gedung.
Dua remaja pria tewas dalam peristiwa kebakaran ini. Mereka adalah Seto Fachrudin (18) dan Muhammad Redzuan Khadafi (17).
"Informasi terakhir kita koordinasi dengan pihak rumah sakit, dua orang yang meninggal," ujar Ridwan.
Seto tewas di tempat kejadian perkara (TKP) setelah terjebak selama 20 menit di dalam area gedung yang terbakar.
Sementara itu, Redzuan meninggal dunia di RSUD Mampang Prapatan setelah sempat tak sadarkan diri dan mendapat perawatan.
Dugaan sementara, keduanya tewas karena sesak napas akibat menghirup asap tebal.
Kedua korban tewas diduga berprofesi sebagai teknisi di salah satu perusahaan yang berkantor di Gedung Cyber 1.
"Dia sebagai teknisi, mungkin begitu lihat itu langsung bekerja dia mungkin lupa keluar. Nah petugas kita menyisir lalu ada ketemulah korban itu," kata Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Herbert Plider Lomba Gaol di lokasi.
Baca juga: Kebakaran Gedung Cyber 1 Diduga Karena Korsleting Listrik, Sumber Api di Ruang Server
Ia mengungkapkan, kebakaran di Gedung Cyber 1 diduga disebabkan karena korsleting listrik.
"(Kebakaran) diduga karena adanya hubungan arus pendek," ungkap Herbert.
Berdasarkan hasil penelusuran sementara, jelas Herbert, titik api berasal dari lantai 3 Gedung Cyber 1.
"Ruangan server di lantai 3 yang terbakar," ujar dia.
Sebanyak 22 unit mobil pompa dan 40 personel dikerahkan untuk memadamkan api. Proses pendinginan berlangsung hingga Kamis malam.