TRIBUNJAKARTA.COM - "Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu," ucap R (21) kepada awak media.
Warga Jalan Antasari Baru Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara itu mengaku dibotaki dan dipukuli oleh sejumlah oknum polisi, Sabtu (25/12/2021).
R bercerita peristiwa tak manusiawi itu bermula saat sekitar pukul 01.00 Wita, ia melambaikan tangan sembari berteriak memanggil dua pengendara motor yang disangkanya temannya.
Kala itu ia sedang di depan toko tempatnya bekerja, di Jalan Tien Soeharto Nunukan Timur, pada Sabtu (25/12/2021).
TONTON JUGA
Ia tidak menyangka, teriakan yang disertai lambaian tangan tersebut dianggap tantangan, sehingga terjadi cekcok mulut berujung pemukulan.
"Saya didatangi oleh dua orang yang kukira temanku, awalnya yang bawa motor suruh saya duel dengan yang diboncengnya. Tapi karena perawakannya kecil, dia suruh saya lawan dia saja. Saya emosi, langsung saja saya hantam pelipisnya," tuturnya.
Bukannya mendapat perlawanan, korban pukulan hanya memberikan ancaman dan meminta R menunggu di lokasi tersebut.
"Dia bilang, saya salah orang kalau main pukul dan langsung pergi. Begitu kembali, dia bawa sekitar lima orang dan mengeroyok saya," lanjutnya.
R lalu diseret ke tengah aspal, diminta tiarap dan diminta menengadah.
Baca juga: Bak Film-film Action, Suami di Blora Berani Bayar Orang Puluhan Juta Demi Culik Istri Sendiri
Saat itu dia melihat pistol ditodongkan ke kepalanya dan dia akhirnya memilih pasrah.
Ia sangat terkejut karena ternyata orang yang dia pukul adalah aparat polisi.
"Kepala saya ditodong pistol dan digetok. Di situ saya tahu yang saya pukul ternyata polisi," kata dia.
Penganiayaan yang diterima R tak berhenti sampai disana.
Ia dibawa menggunakan sepeda motor ke sebuah kostan yang ada di wilayah Pasar Baru Nunukan.