Cerita Kriminal

Disekap dan Dipukuli Oknum Polisi Sampai Pagi, Pria di Nunukan: Tak Ada Artinya Teriak Minta Ampun

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Yogi Jakarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Polisi

Di kostan tersebut, sudah ada beberapa orang teman pengeroyoknya.

Baca juga: Kakak Jangan Buka Internet Ucap Nia Ramadhani ke Mikhayla Lewat Video Call, Tangisnya Sontak Pecah

Tak lama kemudian, datang beberapa orang lagi yang dikatakan R berasal dari asrama polisi.

R tahu mereka dari asrama polisi karena ada teman yang ia kenal bernama S.

Terkejut melihat R menjadi korban pemukulan, S berusaha menengahi dan melerai.

Namun kelompok tersebut tetap tidak terima, sehingga sempat terjadi cekcok di kalangan mereka.

"Pintu dikunci, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Pukulan, tendangan saya terima. Saya hanya bisa melindungi muka dengan kedua tangan sampai bengkak bengkak membiru,"lanjut R.

Rambut R juga dicukur menggunakan pisau dengan sumpah serapah serta makian tanpa henti.

Baca juga: Varian Omicron Mengancam, Wagub Minta Warga Jakarta Tidak Nobar Timnas Indonesia Vs Thailand

Pemukulan tersebut terjadi sampai sekitar pukul 06.00 wita.

"Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar. Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi," imbuhnya.

S yang merasa kasihan kepada R kemudian mengantarkannya pulang ke rumah.

Ia hanya meminta maaf kepada R karena tidak bisa membantu dan segera menuju Polres Nunukan untuk bertugas.

"Keluarga membawa saya visum, dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan. Saya juga heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai-ramai di kostan. Kalau pun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan). Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan," sesal R.

Saat bercerita R sesekali meringis sambil mengambil napas.

Seringai kesakitan, nampak jelas dari mimik muka yang ia tunjukkan.

"Bagian dalam perut masih terasa ngilu kalau dipakai gerak, saya dipukuli dari malam sampai jam enam pagi," ujar R.

Halaman
123

Berita Terkini