Food Story

Bakmi Acang yang Melintasi Zaman di Grogol: Harganya Dulu Cuma 5 Perak, Kini Punya 3 Cabang

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu porsi bakmi Acang dengan semangkuk ati ampela dan semangkuk selada pada Minggu (2/1/2022) - Bakmi Ayam Acang salah satu bakmi favorit yang tersohor di Jakarta Barat. Bakmi ini telah melintasi zaman memanjakan lidah warga Grogol sejak 1969.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Bakmi Ayam Acang salah satu bakmi favorit yang cukup tersohor di Jakarta Barat.

Bakmi ini telah melintasi zaman memanjakan lidah warga Grogol dan sekitarnya sejak tahun 1969.

Penerus restoran Bakmi Acang cabang pertama di Jalan Dr Susilo III, Grogol Petamburan, Budianto bercerita seingatnya dulu, bakmi ini pernah seharga Rp 5 perak.

"Tahun 69 itu, harganya sempat Rp 5 perak aja. Kalau sekarang, satu porsi Rp 38 ribu itu bakmi ayam aja sama kuah, daun bawang dan selada," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (2/1/2022).

Usaha bakmi yang dijalani puluhan tahun ini tak dilalui dengan mudah.

Baca juga: Cerita Bakmi Acang yang Membuai Lidah di Grogol Sejak 1969: Bermula dari 3 Serangkai

Tentu ada proses jatuh bangun yang dialami oleh keluarga Acang.

Budianto bercerita sekitar tahun 97, banyak orang yang enggan makan bakmi dengan ayam lantaran dulu tersiar kabar isu Flu Burung.

Satu porsi bakmi Acang dengan semangkuk ati ampela dan semangkuk selada pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Zaman dulu ada kabar flu burung tahun 97. Itu orang kagak mau makan pakai ayam, tapi kuahnya nambah. Padahal, kuahnya kan kaldu ayam kampung hasil godokan tulang ayam," ujar Budi seraya tertawa.

Selain itu, keunikan Bakmi Acang dari bakmi pada umumnya ialah adanya semangkuk selada hijau yang disajikan bersama bakmi ayam.

Acang dulu tak pernah memakai tambahan selada dalam satu porsi bakmi.

Terobosan dengan sayuran itu belum lama ini dicoba oleh Budianto.

Baca juga: Makan Bakmi Legendaris Bareng Aurel dan Krisdayanti, Atta Halilintar Dinasihati Hetty Koes Endang

Ternyata, peminat bakmi pakai selada pun besar.

"Ini dapat masukan dari Istri. Karena dia asli Sumatera, makanya coba ditambah pakai sayur. Ternyata peminatnya banyak," terangnya.

Berawal dari 3 Serangkai

Budianto, Anak ketiga dari Peuh Un Chang alias Acang, bersedia diwawancarai TribunJakarta.com seputar sejarah lahirnya bakmi ini.

Budianto, anak bungsu Acang, pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Di tengah hilir mudik pelayan mengantarkan mangkuk-mangkuk bakmi dengan aroma sedap, Budi menceritakan sepenggal kisah bakmi rintisan kakeknya itu.

Sejarahnya, tiga orang bernama Asuk, Loa Ka Adut dan satu lagi pemilik tempat yang tidak diketahui namanya hendak membuat sebuah usaha makanan.

Mereka bertiga mendirikan bisnis kuliner bernama Restoran Istimewa di kawasan Jagal Monyet, Petojo sekitar tahun 1960-an.

Asuk, cerita Budi, merupakan orang asal Konghu asli. 

Sementara istri Asuk dan istri Loa Ka Dut merupakan kakak adik.

Namun, setahun berselang, Asuk keluar sehingga restoran itu akhirnya bubar.

Baca juga: Menyantap Gurih Bakmi Legendaris Gang Kelinci Pasar Baru di Tengah Pandemi Covid-19

"Kemudian koh Asuk sama koh Adut bubar. Pas bubar masing-masing usaha sendiri," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (2/1/2021).

Asuk dan Adut kemudian mendirikan restoran bakmi masing-masing.

Loa Ka Dut berjualan bakmi dibantu oleh kedua anaknya Asui dan Acang. 

Kedua anaknya ini kemudian memiliki usaha bakmi sendiri yang bernama Bakmi Asui di kawasan Tanjung Duren dan Bakmi Acang di kawasan Grogol.

Saat berjualan pakai gerobak, Acang dibantu saudaranya yang kelak mendirikan Bakmi Alok.

"Mereka kemudian jualan dengan gerobak di Gang Jamblang," katanya.

Suasana di mie Acang pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Sepuluh tahun berselang, tepatnya sekitar tahun 1979, mereka memutuskan berjualan di sebuah garasi rumah milik orang.

Ada orang yang menawari garasi rumahnya dijadikan tempat berjualan Bakmi Acang di sekitaran Jalan Dr Susilo.

"Yang punya rumah namanya Ibu Dali kalau enggak salah. Dia bilang 'mendingan lo jualan di garasi rumah gue. Kasihan lo di sini keujanan'. Makanya kita utang budi sama dia," tambahnya.

Ibu Dali membuka usaha nasi campur di bagian belakang garasi sedangkan Bakmi Acang di bagian depannya. 

Setelah menempati rumah itu sampai puluhan tahun, Bakmi Acang kemudian pindah lagi di tahun 2004.

Baca juga: Gurihnya Bakmi Cina Kekinian di Wo Ai Mie: Disantap Bareng Ayam Hainan dan Kulit Crispy, Bikin Nagih

Sebab, rumah tersebut hendak dijual oleh pihak keluarga.

"Mama ditawarin rumah sama pemiliknya. Rumah tua gitu. Akhirnya kita beli dan renovasi," jelasnya.

Rumah tua yang direnovasi itu sampai sekarang dijadikan restoran Bakmi Acang di Jalan Dr Susilo III No.14 RW 005, Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Punya tiga cabang

Kini, Bakmi Acang memiliki tiga cabang. 

Usaha ini dilanjutkan oleh ketiga anak dari Acang.

Karyawan sedang memotong ayam kampung rebus untuk topping bakmi Acang di Jalan Dr Susilo III, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Pak Acang punya tiga anak. Santo, lusi dan saya," katanya.

Kedua kakaknya menjalankan dua cabang bakmi di daerah Serpong sejak tahun 2000-an.

Sedangkan Budi dipercaya oleh Acang untuk mengurusi usaha bakmi cabang pertama di Jalan Dr Susilo III selepas sang ibu tutup usia.

"Cabang yang di Grogol ini diserahkan ke saya ketika mama saya meninggal. Papa maunya saya megang sini. Soalnya, langganan pada tahunya saya," ujarnya.

Ia selalu memegang pesan dari kedua orangtuanya saat menjalankan usaha bakmi ini.

Baca juga: Jadi Favorit, Ini yang Dilakukan Seorang Turis Asing Asal Belanda di Bakmi Berdikari Tebet

Kedua orangtuanya meminta agar Budi dan kedua kakaknya jangan pantang menyerah.

"Kalau lagi ramai jangan nyengir, kalau sepi jangan manyun. Yang penting kita usaha aja," pungkasnya.

Berita Terkini