Hingga akhirnya waktu yang dinantikannya tiba.
Masa Pahit di Kuwait
Saat itu Hani dikirim oleh agen penyaluran TKW tempatnya bernaung ke Kuwait.
Namun semua bayangan bahwa akan merasakan manisnya berkarir di negeri orang seketika juga lenyap di hari pertamanya kerja di Kuwait.
Alih-alih menyenangkan, Hani justru merasakan hidup pahit di Kuwait.
Hal itu sudah dirasakan sejak dia bekerja di hari pertama.
Hani yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di pasangan keluarga asal Kuwait dan Iran kerap mendapat kekerasan hingga pelecehan.
Selain menjadi ART, Hani juga ditugaskan merawat anak bontot majikannya yang masih balita.
"Waktu itu belum bisa sama sekali apalagi bahasanya," curhat Hani.
Baca juga: Pesona Sopir Bus Wanita Cantik: Awal Sungkan Kerja Bareng Pria, Kini Nyaman Tidur di Kandang Macan
Di awal-awal masa bekerjanya, Hani harus terbiasa beradaptasi dengan bedanya kebudayaan antara di Kuwait dengan di Indonesia.
Misalnya soal standar kebersihan yang berlaku di negara sana.
Bila di Indonesia, standar kebersihan hanya meliputi menyapu dan mengepel serta beberes perabotan, maka di Kuwait semuanya berbeda.
"Bersih-bersih disana itu detil banget," tuturnya.
Selain itu, masalah lain juga dihadapi karena dia tak diberikan arahan tentang tata cara merawat bayi sang majikan.
Kesabaran Hani semakin diuji, ketiga ketiga anak majikan yang sudah remaja kerap berulah yang berujung pada dimarahinya dia oleh sang majikan.