"Anak-anak majikan juga kayak gasuka sama aku, mereka ketawa kalau aku dimarahin.
Di dapur sering terjadi kejadian yang ga disangka kayak misalkan ada gula di dalam minyak goreng.
Dan selalu aku yang disalahin, aku selalu dituduh," tutur Hani menceritakan keperihannya di masa lalu.
Puncak kepahitan hidup Hani di Kuwait ialah saat dia nyaris dirudapaksa oleh adik majikannya yang memang ikut tinggal di rumah itu.
"Adiknya majikan itu Army (tentara) kasih 10 dinar Kuwait, tapi ngajak begituan.
Waktu itu ngelihat tubuhnya aja takut.
Itu bukan sekali dua kali, ngajakin aku tidur bareng," kata Hani.
Namun alih-alih mendapat perlindungan dari sang majikan, Hani justru dibilang mengarang cerita.
"Aku bilang sama majikan aku dia malah ga percaya dan malah aku dipukul, ditampar.
Aku dibilang fitnah," papar Hani.
Baca juga: Wonder Woman Bus AKAP: Tiap Hari Nyupir Bus Bolak Balik Jakarta Wonogiri Demi Besarkan 3 Buah Hati
Perjuangan Keluar dari Penderitaan
Hampir selama lima bulan menahan kepahitan bekerja dengan majikan yang temperamen, Hani memutuskan untuk kabur.
Namun upaya pertamanya gagal ketika dia dipergoki oleh sang anak majikan.
Alih-alih bisa keluar, Hani justru dikurung dan dianiaya sampai mukanya lebam.
"Saya ditampar sampai terasa kunang-kunang saking kerasnya.