Dilansir TribunnewsWiki Ia pernah bergabung dalam pembela tanah air (PETA) sebagai pelatih pada 1942-1945.
Pasca selesainya Perang Dunia II, ia dipercaya mengemban tugas sebagai Komandan TKR di Jakarta dengan pangkat Mayor.
Pada November 1945, ia menjadi Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang (MAT).
Saat itu, Daan Mogot baru berusia 17 tahun.
Ikut Serta dalam Pertempuran Lengkong
Daan Mogot merupakan pejuang yang ikut terjun langsung pada Pertempuran Lengkong.
Disebut Pertempuran Lengkong lantara lokasinya yang berada di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangerang.
Pertempuran itu terjadi pada 25 Januari 1946.
Dalam pertempuran itu memiliki sebuah misi untuk melucuti tentara Jepang.
Misi tersebut tercetus lantaran Daan Mogot dan pasukannya tak ingin didahului oleh serdadu NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dikabarkan mulai menguasai Parung pada 24 Januari 1946 dan bergerak ke utara untuk menduduki Lengkong.
Daan Mogot bertugas sebagai pemimpin dalam peristiwa itu.
Taruna Militer Akademi Tangerang atau Militaire Academie Tangerang (MAT) datang secara damai ke Lengkong.
Tanpa menunggu lama, Komandan Resimen IV Letkol Singgih memutuskan untuk mendahului NICA guna menjalankan misi melucuti tentara Jepang.
Pelaksana pelucutan ini diserahkan kepada para taruna MAT yang langsung dipimpin Mayor Daan Mogot yang adalah seorang Direktur MAT.
Jabatan