Menurutnya, penjajahan fisik itu tidak akan bisa dilakukan ke depan.
Tetapi penjajahan intelektual dan teknologi sangat bisa dilakukan.
"Jadi kalau orang-orang Papua dia tidak belajar pintar, dia akan dijajah secara intelektual akan dijajah orang lain. Di yayasan DEL, kalau anda bisa berkunjung, kita ajari mereka bagaimana membangun karakter," jelasnya.
Saat ini, anak-anak Papua yang menempuh pendidikan di DEL sudah memasuki tahun ketiga, Luhut melihat anak-anak Papua di DEL sangat baghagia dan bahkan tak mau pulang saat Natal.
Nantinya, yang terbaik di DEL akan direkrut untuk reseach center.
Baca juga: 100 Kader GMKI Terima Beasiswa Pendidikan, Optimis Bisa Selesaikan Kuliah dengan Baik
Luhut berharap anak-anak Papua yang sekolah di DEL itu bisa menjadi agen-agen perubahan di Papua nantinya.
Mereka juga akan diberikan beasiswa untuk mengambil S2 atau S3.
"Dan saya sampaikan agar mereka bisa bekerja sebelum pulang ke Papua. Sehingga di kampung nanti mudah-mudahan bisa jadi agent of change," ucap Luhut.
Sementara Alan Pakiding, kader GMKI Kendari melihat banyak kehidupan dan kegiatan LBP selaam ini.
Bahkan, ada berita-berita sumir LBP dicap sebagai menteri segala urusan.
Luhut pun menjawab secara gamblang. Luhut bercerita bahwa dirinya tidak pernah bekerja sendirian.
Semua pencapaian yang diperoleh tidak pernah dikerjakan sendiri.
"Semua dikerjakan karena tim. Kami disni bekerja dengan tim, kalau ada masalah. Kami selalu ada pembagian tugas mengurus apa. jelas kontribusi dari masing-masing orang di setiap pekerjaan itu,"katanya.
Luhut melanjutkan, ada 25 orang bekerja di Tim Menko Marves.
Mereka merupakan lulusan terbaik dari berbagai univesitas dalam dan luar negeri.