"Makannya itu enggak kebayang, orang kan nanya rendang kok enggak ada? pergi deh enggak jadi beli," kata Helmawati di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (26/2/2022).
Baca juga: Penjual Nasi Padang Bingung Sajikan Rendang Bila Pedagang Daging Sapi Mogok
Selain sebagai lauk, bumbu pada sajian rendang pun turut jadi ciri khas karena selalu ada pada setiap pesanan tanpa mengenal lauk bila bersantap di rumah makan padang.
Karenanya di saat harga daging sapi mencapai Rp 140 ribu per kilogram pengusaha rumah makan padang sepertinya tetap rela merogoh kantong lebih dalam untuk belanja daging.
"Rendang itu kan ciri khasnya, kalau enggak ada rendang. Orang akan bilang lah kok ini warung makan Padang atau bukan? Berharap biar harga cepat turun, jadi enggak ada mogok," ujarnya.
Tengku Biismi (51), suami Helmawati yang ikut mengelola Rumah Makan Padang Mitra Mandiri menuturkan khawatir bila harga daging sapi tidak kunjung turun maka menurunkan daya beli warga.
Terlebih kenaikan harga daging sapi terjadi dalam waktu singkat, dari yang sebelumnya berkisar Rp 120 ribu per kilogram melonjak jadi Rp 140 kilogram hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.
"Kalau sekarang saja harganya segini apalagi bulan Puasa nanti, bisa lebih mahal dari sekarang. Sekarang kita keluar modal untuk beli daging sapi juga lebih mahal," tutur Tengku.
Baca juga: Bagikan Paket Rendang, Polisi Minta Warga Tidak Berkerumun Nyate Daging Kurban
Pedagang Daging Berencana Mogok
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Sekjen DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan imbau tak semua pedagang daging lakukan mogok berjualan.
Alasannya, lantaran masih ada pihak ketiga seperti pedagang bakso yang menggunakan daging sebagai bahan baku utama.
Bila mereka tak berjualan, kata Reynaldi, maka pihak ketiga ini bakal merasa dirugikan.
"Memang kami mendapati sejumlah laporan berupa pedagang daging akan merencanakan mogok makan namun kami menilai sesungguhnya ini hal yang harus diperhatikan."
"Karena ada pihak ke-3 pihak ke-3 nya yang sangat dirugikan karena kaya penjual bakso, warek dan sebaginya yang memang memproduksi atau menjual daging tentu akan mengalami rugi," katanya kepada awak media, Jumat (25/2/2022).
Baca juga: Mogok Belum Mulai, Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati Sudah Berhenti Jualan, Apa Penyebabnya?
Ia pun mengkhawatirkan aksi mogok ini bakal berdampak pada skala yang lebih besar.
Apalagi, aksi mogok berjualan ini direncanakan bakal berlangsung selama lima hari, mulai Senin (28/2/2021) sampai Jumat (4/3/2022)