Sisi Lain Metropolitan

Potret Kemiskinan di Jakarta: Koloni Manusia Kolong Tol Wiyoto Wiyono Memecut Diri Demi Hidup

Penulis: Gerald Leonardo Agustino
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kehidupan kusir delman bagian koloni manusia kolong Tol Wiyoto Wiyono, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (21/6/2022).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Di tengah pesatnya pembangunan yang dominan menyasar pusat kota, masih banyak warga berjuang dari garis kemiskinan di Jakarta, tepatnya di daerah pinggiran.

Para warga miskin itu tinggal seadanya di bantaran kali, hidup menantang maut di pinggir rel, hingga meratapi nasib di kolong tol.

Satu contohnya ialah satu kelompok kusir delman yang hidup dan tinggal belasan tahun menjadi manusia kolong Tol Wiyoto Wiyono di wilayah Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Para kusir delman merupakan pendatang dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah

Mereka sudah belasan tahun menetap di gelapnya kolong Tol Wiyoto Wiyono.

Sebagai manusia kolong tol, para penunggang kuda ini tidur dan makan dalam suasana minim cahaya menjaga kuda-kuda sumber mata pencaharian mereka.

Baca juga: Cerita Rumah Warga Miskin Menteng Disambangi DPRD: Tak Diberi Bantuan, Cuma Ditempel Stiker Doang

Sedikitnya ada belasan kusir delman dengan 10 kuda yang tinggal di kolong tol tersebut. Para kusir delman itu sudah tinggal di kolong Tol Wiyoto Wiyono sejak 2008.

Satu di antara koloni manusia kolong Tol Wiyoto Wiyono itu adalah Alimudin (42).

"Awalnya nggak di sini (Sungai Bambu), tahun 2008 baru ke tempat ini. Sebelumnya di Pedongkelan," kata Alimudin di lokasi, Selasa (21/6/2022) petang.

Alimudin (42) seorang kusir delman, tengah mempersiapkan kudanya di kolong Tol Wiyoto Wiyono, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (21/6/2022). Dia adalah satu dari belasan warga yang hidup yang hidup di bawah garis kemiskinan di Jakarta dan tinggal sebaga manusia kolong Tol Wiyoto Wiyono.  (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Kolong Tol Wiyoto Wiyono menjadi tempat Awaludin dan rekan-rekannya sesama komunitas kusir delman berteduh sejak tahun itu.

Mereka membangun bangunan semi permanen seadanya yang bisa ditempati untuk tidur, makan, maupun sekadar beristirahat pasca-berkeliling kota.

Di kolong tol itu pula para kusir delman ini menempatkan kuda-kudanya.

Jangan berharap jalan beraspal apalagi lantai rumah kinclong, area tempat tinggal manusia kolong Tol Wiyoto Wiyono dipenuhi kotoran kuda dan becek.

Alhasil, jalan setapak menuju ke area tempat tinggal para kusir delman ini pun penuh kotoran kuda dan becek.

Halaman
12

Berita Terkini