Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, kawasan Sudirman sebelumnya hanya diisi oleh para pekerja yang bekerja di sekitar daerah itu saja.
Pemandangan ini pun perlahan diubah Anies. Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu, ia getol melakukan revitalisasi di daerah itu.
Kawasan Dukuh Atas pun disulap menjadi kawasan transit berbagai moda transportasi umum sehingga memudahkan warga dari luar daerah menjangkau wilayah tersebut.
"Apa yang terjadi setelah dibangunnya trotoar? Trotoarnya sangat lebar yang sesungguhnya terjadi adalah bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa, tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di republik ini," tuturnya.
Saat merancang trotoar di Jalan Jenderal Sudirman, Pemprov DKI pun tak asal melakukan revitalisasi.
Sejumlah pihak, seperti Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) hingga komunitas skateboard diajak berunding untuk merancang kawasan tersebut.
Tujuannya ialah agar kawasan tersebut bisa menjadi ruang ketiga bagi masyarakat untuk berinteraksi.
Oleh karena itu, meminta pihak-pihak lain tak mempermasalahkan munculnya fenomena bocah Citayam yang menyerbu kawasan Dukuh Atas ini.
"Biarkan tempat ini jadi tempat bertemu dari mana saja. Karena, ruang ketiga adalah mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan," kata Anies.
"Jadi itu latar belakangnya ketika terjadi fenomena yang baru saja muncul, yang penting jaga kebersihan, jaga ketertiban. Selebihnya, nikmati ruang ketiga bersama untuk semuanya," sambungnya.