Food Story

Gara-gara Gaya Parlente, Banyak yang Tak Percaya Baron Cuma Tukang Bakso: Awalnya Dikira Intel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sugyo alias Baron (44), tukang bakso dengan gaya parlente yang jualan di Jalan Kebantenan IV, RT 12 RW 06 Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara.

Bapak empat anak itu awalnya bingung pendapatannya dari menjadi tukang bakso keliling kurang menjanjikan.

Sugyo alias Baron (44), tukang bakso dengan gaya parlente yang jualan di Jalan Kebantenan IV, RT 12 RW 06 Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Alhasil, pilihan bergaya parlente ditekuninya tatkala berjualan kudapan sesederhana bakso.

Seiring waktu berjalan, pembeli pun makin bertambah diikuti meningkatnya omzet harian dari usaha baksonya.

"Pembeli bertambah dari mana saja pada nyampe sini, karena harganya juga terjangkau buat ibu-ibu sama anak sekolah," ucap Baron.

"Kebanyakan yang beli anak-anak, orangtua murid, guru-guru, sama warga. Omzet per hari sekitar Rp 2 juta," ungkapnya.

Bakso Baron di depan SDN Semper Timur 07 Pagi mulai buka setiap hari Senin-Jumat pukul 10.00 WIB.

Baron menjual pilihan bakso kecil dan bakso urat yang dilengkapi pilihan mie hingga sayuran dengan harga Rp 5.000 untuk setengah porsi dan Rp 10.000 untuk satu porsi.

Salah seorang pembeli, Dini mengatakan, penampilan nyentrik Baron memang menjadi daya tarik yang membuatnya ingin mencoba Bakso Baron.

Ketika dicoba, kata Dini, ternyata bakso yang dijual Baron memang rasanya enak dengan harga sangat murah.

"Iya awalnya penasaran, pertamanya nyentrik, pas dicoba rasanya enak. Makanya sering beli di sini, member," kata Dini.

Dini mengatakan, setiap hari kerja, Bakso Baron sangat ramai pembeli.

Selain penampilan nyentrik, rasa enak, dan harga murah, keramahan Baron juga menjadi nilai plus untuk membuat pembeli berdatangan.

"Baron itu penggemarnya banyak ibu-ibu, mas Baron, mas Baron. Orangnya ramah juga, dan gayanya yang nyentrik itu," tutup Dini.

Berita Terkini