Kasus Serial Killer Bekasi dan Cianjur

Ungkap Penyebab Kematian, Polisi Gali Makam TKW Siti Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs di Garut

Penulis: Annas Furqon Hakim
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga bersama petugas bersiap melakukan ekshumasi makam Siti Fatimah (31), salah satu korban pembunuhan berantai Wowon Erawan dkk, di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Selasa (24/1/2023).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polisi melakukan penggalian kubur atau ekshumasi makam Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Siti Fatimah (31).

Siti merupakan salah satu dari sembilan korban pembunuhan berantai Wowon Cs.

Siti dibunuh dengan cara dibuang ke laut saat perjalanan di Surabaya, Jawa timur. Jenazahnya kemudian ditemukan warga dan dimakamkan di Garut, Jawa Barat.

Adapun tiga pelaku pembunuhan berantai ini yaitu Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.

"Iya, pagi ini (ekshumasi makam Siti) di Garut," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga saat dihubungi wartawan, Selasa (24/1/2023).

Indrawienny menjelaskan, ekshumasi makam Siti Fatimah dilakukan untuk keperluan autopsi jenazah korban. Diketahui autopsi jenazah dilakukan kepolisian bertujuan untuk menyelidiki penyebab dan cara kematian seseorang.  

"Untuk kepentingan autopsi," ujar dia.

Baca juga: Kerja Banting Tulang di Arab Selama 5 Tahun, Siti Lalu Dibunuh Wowon CS saat Pulang ke Indonesia

Baca juga: Tiga Anaknya Berprofesi Serupa, Ternyata Duloh Punya Dinasti Jualan Es Cincau di Bantargebang 

Dalam kasus ini Wowon Cs diketahui membunuh sembilan orang, di mana tujuh korban di antaranya masih memiliki hubungan keluarga.

Sedangkan dua korban lainnya merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Siti dan Farida.

Kepada polisi, Wowon Cs mengaku meraup uang sebesar Rp 1 miliar dari dua TKW tersebut.

Siti dan Farida tertipu janji manis Wowon Cs yang mengaku memiliki kekuatan supranatural hingga dapat menggandakan uang.

"Hasil keterangan tersangka ini kurang lebih Rp 1 miliar," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Minggu (22/1/2023).

Baca juga: GEGER, Jasad Wanita Ditemukan Tinggal Kerangka di Semak-semak Wilayah Rorotan

Namun, Hengki menyebut hingga saat ini penyidik masih mendalami pengakuan para tersangka.

"Terkait dana-dana, kita masih mendalami. Ini belum tuntas," ujar eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Ia menjelaskan, penyidikan dilakukan secara berkesinambungan untuk merangkai fakta dan menelusuri motif sebenarnya dari para tersangka.

"Penyidikan kami ini sifatnya berkesinambungan. Dari fakta ini kita dalami, ketemu fakta kita dalami lagi. Sehingga apakah ada kemungkinan tersangka dan korban yang lain kita tuntaskan semua,  termasuk dalam motif," ucap Hengki.

Pembunuhan Berantai Terbongkar dari Satu Keluarga di Bekasi Keracunan

Polisi lakukan olah TKP lanjutan di rumah kontrakan, Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, tempat ditemukan satu keluarga diduga keracunan, Senin (16/1/2023). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Kasus pembunuhan berantai ini berawal dari satu keluarga yang ditemukan tewas di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Ketiga korban, Ai Maimunah serta dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (20), mulanya diduga tewas karena keracunan.

Namun, setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa ketiganya dibunuh dengan cara diracun kopi pestisida.

Saat menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sebuah lubang yang disiapkan untuk mengubur jenazah ketiga korban.

Polisi lalu menangkap Wowon dan Duloh di Cianjur, Jawa Barat. Sedangkan Dede ditangkap di Bekasi.

Dede sebelumnya sempat dikira sebagai salah satu korban karena ikut meminum kopi pestisida. 

Namun, belakangan ia diketahui bersekongkol dengan Wowon dan Duloh.

Baca juga: Pakar Hukum Pidana Sebut Ferdy Sambo Seharusnya Dituntut Hukuman Mati, Terkuak Satu Penyebabnya

Berdasarkan pengakuan para tersangka, terdapat enam korban lain yang lebih dulu dibunuh Wowon Cs di Cianjur dan Surabaya.

Lima korban di Cianjur yaitu Noneng, Wiwin, Bayu, Halimah, dan Farida. Empat di antaranya dikubur di tiga lubang di kediaman tersangka Duloh.

"Lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga atas nama Bayu, umur dua tahun, di samping rumah pelaku Duloh," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).

Tampang tiga tersangka pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. (Istimewa). (Tribunnews.com)

Di lubang kedua, sambung Fadil, berisi dua kerangka manusia yang diduga bernama Noneng dan Wiwin.

"Lubang ketiga berisi tulang yang diduga bernama Farida," ungkap Kapolda.

Sementara itu, korban Halimah dimakamkan secara wajar.

Wowon diketahui memiliki enam istri, yang tiga di antaranya menjadi korban pembunuhan. Mereka adalah Maimunah, Wiwin, dan Halimah.

Khusus Halimah, Wowon mulanya tidak mengetahui istrinya tewas dibunuh. Ia mengira Halimah meninggal dunia karena sakit.

"Tapi, untuk Halimah, Wowon nggak tahu kalau Halimah mati. Wowon hanya tahunya dia sakit. Padahal setelah diinterogasi si Duloh, Halimah itu memang sakit, tapi akhirnya tetap dibunuh oleh si Duloh," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, Jumat (20/1/2023).

Baca juga: Sadisnya Pelaku Pembunuhan Tukang Ojek di Tangerang, Helm Korban Hancur Ditebas Golok dari Belakang

Jenazah Halimah juga dimakamkan secara wajar. Berbeda dengan jenazah Wiwin yang dikubur ke dalam lubang.

"Kalau Halimah enggak (dikubur di lubang), karena dia sudah dalam kondisi sakit, seakan-akan meninggal wajar," ujar Indrawienny.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkini