TRIBUNJAKARTA.COM. JAKARTA - Malangnya hidup Mak Mben.
Warga Tanah Sereal RT 009 RW 007 di Tambora Jakarta Barat tersebut sudah renta dan merana.
Sepi menjadi teman setia Mak Mben di usianya yang sudah kepala 7, tepatnya 75 tahun.
Anak dan cucunya meninggalkannya karena masuk ke dalam jurang kejahatan.
Sang anak semata wayangnya, B, terjerat kasus pelecehan seksual sejumlah anak di Tambora sekitar tahun 2021.
Baca juga: Kisah Pilu Nenek Sebatang Kara Hidup Tak Layak di Tambora Jakbar: Ditinggal Anak dan Cucu Masuk Bui
Nahas bagi hidupnya. B tewas saat menjadi tahanan di dalam penjara.
Sementara cucu tunggalnya, A (35), yang masih berusia muda, tersandung kasus narkoba. Baru tiga bulan ini, A mendekam di balik bui.
Bahkan, berdasarkan pengakuan warga sekitar, Yati dan Ela, Kartu Jakarta Lansia (KLJ) yang semestinya dinikmati Mak Mben di masa hidupnya yang serba pas-pasan, tak lagi dirasakannya.
Menurut mereka, semenjak A tinggal bersamanya, kartu itu dipegang dan dipakai oleh sang cucu.
"Mak Mben dapat kartu lansia tersebut. Tapi enggak dirasakannya. Karena setiap uang cair, cucunya pakai untuk bayar utang-utangnya makan di warung. Jadi seperti gali lobang tutup lobang," kata Ela kepada TribunJakarta.com pada Rabu (1/2/2023).
Selain Ela, Yati mengatakan perlakuan tak tahu diri A bukan hanya itu saja.
A juga memanfaatkan uang pencairan KLJ untuk membeli sabu yang dikonsumsinya sendiri.
Bahkan, A mengajak sejumlah teman-temannya ke lantai atas rumah Mak Mben untuk memakai sabu.
"Iya makanya seperti itu. Mak Mben terkulai lemah di kasur, tapi si A ajak teman-temannya masuk ke lantai atas rumah. Lebih dari tiga orang masuk ke dalam," katanya.
Hal itu juga diakui oleh eks Bhabinkamtibmas Tanah Sereal di Tambora, Jakarta Barat, Rois Roesito.