Nenek yang sudah terkulai lemah di kasur itu juga tak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya yang berada di gang sempit.
Suasana di rumah Mak Ben sangat lah gelap. Penerangan di ruangan sekitar 2 meter x 3 meter itu hanya mengandalkan satu bohlam yang diletakkan di atas meja.
Baca juga: Potret Getir Nenek Renta di Tambora Jakarta Barat: Hidup Sendiri Usai Anak dan Cucu Jadi Narapidana
Ketika membuka pintu rumahnya, sebuah kasur, tempat Mak Mben terkulai lemah langsung menyapa.
Bukan saja kasur yang menyapa tamu, aroma pesing tikus seketika menguar di dalam ruangan itu. Aromanya teramat bau bagi siapa saja yang menciumnya.
Tak heran, aroma kencing tikus itu sangat menusuk hidung. Sebab, sejumlah tikus berlari-lari di atas kasur Mak Mben.
Seekor tikus lalu bersembunyi di dalam tumpukan baju seabrek-abrek di kasur itu yang sudah menjadi sarangnya.
Suara cicit-cicit tikus kerap kali terdengar saat saya bertemu dengan Mak Mben yang terkulai lemah di kasur.
Maka tak heran, sehari-hari Mak Mben tertidur bersama tikus-tikus itu.
Betapa kondisi tersebut sangat tak menyehatkan bagi tubuh Mak Mben yang sudah sepuh.
Sulit rasanya untuk melihat seluruh ruangan saat mengedar pandang ke sekitar ruangan itu. Sebab, ruangan itu betul-betul minim pencahayaan.
Terlihat dalam keremangan cahaya, seekor kecoak berjalan menggerayangi baju Mak Mben yang tergantung di dinding.
Lantai rumahnya pun tak lagi terlihat lantaran tertutup timbunan tanah dan kayu yang lapuk.
Kamar mandi Mak Mben sama saja. Penuh dengan sampah plastik dan bungkus makanan yang berserakan. Kamar mandi itu pun tak berlantai.
Kondisi rumah Mak Mben begitu memprihatinkan. Sungguh tak layak sama sekali untuk dihuni!
Mak Mben betul-betul butuh uluran pemerintah saat ini.