Meski banyak warga yang bertanggung jawab terhadapnya, tetapi kehidupan Mak Mben tetaplah memilukan.
Pemerintah perlu hadir untuk memberikan rumah yang layak terhadapnya.
Warga lainnya, Ela, menaruh harapan agar pemerintah bisa memperbaiki rumah Mak Mben yang tak layak huni.
"Harapannya dibikin layak rumahnya sama pemerintah. Sama air dan listrik tolong dibantu untuk digratiskan misalnya. Kasihan Mak Mben," kata Ela yang menangis tak kuat melihat kondisi hidup Mak Mben.
Ditinggal anak dan cucu di penjara
Mak Mben sudah ditinggal oleh anak tunggalnya berinisial B, yang harus mendekam di balik jeruji besi akibat kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah bocah di Tambora, Jakarta Barat.
Malangnya, B hanya sebentar merasakan dinginnya meringkuk di jeruji besi. Ia tewas di dalam tahanan.
Semenjak ditinggal B, Mak Mben tinggal bersama cucu semata wayangnya berinisial A.
Namun, A ialah seorang pecandu narkoba jenis sabu.
Tanpa sepengetahuan Mak Mben, pria berusia sekitar 35 tahun tersebut suka mengisap sabu di rumah yang tak layak itu.
Baca juga: Kisah Mak Mben Hidup Tak Layak di Tambora Viral, Pihak Kemensos Datangi dan Survey Kondisi Rumahnya
Ia akhirnya terkena batunya. Untuk kesekian kalinya, A ditangkap oleh anggota buser.
Satu-satunya saudara yang masih menengoknya ialah adik kandungnya, Sanan.
Namun, Sanan jarang sekali pulang ke rumah Mak Mben.
Kata tetangga, pria yang berprofesi sebagai sopir bajaj itu lebih memilih tidur di bajajnya ketimbang harus tidur di rumah yang sudah tak keruan wujudnya itu.
Kartu Lansia Jakarta raib
Semenjak ditinggal B, Mak Mben tinggal bersama cucu semata wayangnya berinisial A.
Tanpa sepengetahuan Mak Mben, pria berusia sekitar 35 tahun tersebut diam-diam mengisap sabu di rumah yang tak layak itu.
Hal itu diungkapkan oleh eks Bhabinkamtibmas Tanah Sereal Tambora, Aiptu Rois Roesito.
"Cucunya kurang ajar memang. Sudah saya kasih saran jangan pakai narkoba tapi tetap saja masih. Bahkan, kalau ngisep di rumah bu Mben. Pernah saya gerebek, tapi tidak ditemukan BB (barang bukti)," kata Rois pada Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Tidur Bersama Tikus, Harapan Nenek Renta di Tambora ke Pemerintah: Ingin Dibuatkan Rumah Layak
Rois mengatakan akhirnya A terkena batunya. Ia ditangkap anggota buser karena membawa sabu.
Ini kesekian kalinya, A ditangkap karena kasus narkoba.
Sementara warga sekitar, Ela dan Yuli mengatakan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) milik Mak Mben disalahgunakan oleh A.
"Mak Mben dapat kartu lansia tersebut. Tapi enggak dirasakannya. Karena setiap uang cair, cucunya pakai untuk bayar utang-utangnya makan di warung. Jadi seperti gali lobang tutup lobang," kata warga sekitar Ela kepada TribunJakarta.com pada Rabu (1/2/2023).
Selain Ela, warga lainnya, Yati mengatakan perlakuan tak tahu diri A bukan hanya itu saja.
A juga memanfaatkan uang pencairan KLJ untuk membeli sabu yang dikonsumsinya sendiri.
Bahkan, A mengajak sejumlah teman-temannya ke lantai atas rumah Mak Mben untuk memakai sabu.
"Iya makanya seperti itu. Mak Mben terkulai lemah di kasur, tapi si A ajak teman-temannya masuk ke lantai atas rumah. Lebih dari tiga orang masuk ke dalam," katanya.
Rois pun mengatakan hal senada bahwa kartu bantuan tersebut dipakai sang cucu untuk digunakan membeli narkoba.
"Kini keseharian bu Mben hanya berharap dari uluran tangan tetangga serta pengurus wilayah. Sebab, kartu bantuan pemerintah yang didapati kini hilang raib akibat kenakalan cucunya yang tersandung narkoba," pungkasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News