Tak jarang, forklift tersangkut lubang yang membuat rombongan harus mengangkatnya agar bisa melanjutkan perjalanan.
"Angkat dulu angkat, nyangkut lubang ini soalnya jalannya ga rata," kata seorang petugas SAR di TPU Menteng Pulo, Kamis (22/6/2023).
Di atas pusara alat katrol sudah disediakan untuk membantu proses penurunan jenazah Fajri menuju liang lahat.
Arfan, petugas dari Damkar Jakarta Pusat menceritakan kesulitan yang dihadapi saat proses pemakaman Fajri.
Bobot almarhum yang begitu berat bahkan sampai membuat tripod milik Basarnas sempat terangkat.
Belasan petugas berusaha menahan tripod tersebut agar tidak rubuh, terlihat beberapa petugas berpakaian oranye dan biru menahan tripod di kedua sisi makam.
Padahal tripod Basarnas mampu mengangkat beban 5.000 kilogram, jauh berkali lipat dari bobot Fajri.
Namun memang kontur area pemakaman tidak rata sehingga tripod tidak maksimal sampai terangkat.
"Untuk sistem tripod itu mampu mengangkat 5.000 kilogram yang kita gunakan."
"Dengan catatan posisi tidak terlalu tinggi dan tetap stabil."
"Kalau posisi tidak stabil akan mengurangi beban karena tiga itu tidak menyangga atau tidak seimbang," kata Arfan.
Diketahui, Fajri menderita obesitas sampai kurang lebih 300 kilogram.
Hal itu membawa Fajri pada komplikasi penyakit lainnya dari pernapasan hingga jantung.
Fajri sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sejak Jumat (9/6/2023).
Sebanyak 14 dokter dari berbagai bidang keahlian dikerahkan untuk memantau kondisi Fajri.
Fajri menghembuskan napas terakhirnya hari ini, Kamis (22/6/2023), pukul 01.25 WIB.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.