TRIBUNJAKARTA.COM - Tersiar kabar yang menyebutkan Pulau Kunti di kawasan Geopark Ciletuh, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat akan ditutup total untuk wisatawan mulai 2024.
Pulau Kunti merupakan salah satu pulau dari beberapa pulau kecil yang masuk area di kawasan UNESCO Global Geopark (CPUGGp), Ciletuh.
Pulau Kunti berada di ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng.
Sejak beberapa tahun terakhir, Pulau Kunti menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup diminati oleh wisatawan lokal maupun luar daerah.
Selain pemandangannya yang memanjakan mata, pulau ini juga memiliki pasir putih, serta deretan karang sisa lava gunung api purba.
Animo wisatawan makin meningkat setelah mendengar kabar bahwa Pulau Kunti akan ditutup untuk wisatawan mulai 2024 mendatang.
Pergantian malam tahun baru ini akan menjadi kunjungan terakhir bagi wisatawan yang ingin berlibur di Pulau Kunti.
Lantas, apa sebenarnya daya tarik Pulau Kunti dan dari mana asal-usulnya?
Tentang Pulau Kunti
Sebagian orang saat mendengar Pulau Kunti mungkin langsung teringat akan sosok makhluk halus yang menyeramkan.
Tapi lain halnya dengan masyarakat Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Bagi masyarakat Palabuhanratu khususnya di kawasan Geopark Ciletuh, kunti merupakan nama sebuah pulau dan tempat mengais rezeki bagi masyarakat setempat.
Menurut cerita warga setempat, nama Pulau Kunti ini diambil dari suara tawa khas mahluk halus tersebut.
Konon, orang-orang yang sedang mencari ikan di laut kerap mendengar suara tawa kuntilanak yang berasal dari Pulau Kunti.
Lantas, bagaimana asal usul Pulau Kunti dan benarkah tempatnya seangker namanya?
Beberapa waktu lalu, TribunJakarta.com berkesempatan mengunjungi Pulau Kunti pada Minggu, (13/8/2023).