Pilkada Jakarta

Ketua FBR Lutfi Hakim Senggol Gerakan Coblos 3 Paslon: Itu Gerakan Pecundang, Putus Asa & Pesimistik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJAKARTA.COM - Gerakan coblos tiga paslon yang mengemuka belakangan ini membetot perhatian publik. 

Gerakan yang diinisasi dari pendukung Anies Baswedan yang sakit hati tersebut turut disorot oleh Ketua Forum Betawi Rempug (FBR), Lutfi Hakim. 

Ia menyebut blak-blakan bahwa gerakan itu tak lebih dari sekadar gerakan pecundang. 

"Kalau saya melihat gerakan coblos semua itu kan gerakan pecundang, yang putus asa dan pesimistik yang tidak menerima kenyataan," ujar Lutfi Hakim seperti dikutip dari Youtube Channel Refly Harun yang tayang pada Selasa (17/9/2024). 

Ia sebenarnya bisa saja memilih mencoblos semua paslon, seperti gerakan itu.

Pasalnya, Lutfi Hakim sempat diusung menjadi bacagub Jakarta oleh PSI, tetapi akhirnya gagal. 

Namun, ia menolak untuk kecewa berkepanjangan.

"Kenyataan yang sekarang berdasarkan mekanisme yang terjadi dan diakui oleh negara ini oleh tiga paslon itu. Saya juga calon ini kan, calon gubernur juga kalau kemudian saya merasa kecewa dan tidak terima keadaan saya akan sepakat dengan itu," katanya. 

Lutfi lalu mencontohkan bagaimana cara orang betawi yang selalu melihat sisi positif dalam bersikap. 

Para pendukung Anies yang tersakiti seharusnya bisa bersikap positif, termasuk dalam dinamika politik. 

"Misalkan jidat kepentok jendela, ya alhamdulilah untung masih jidat, enggak kena mata. Tapi kalau kena mata, untung engga sampai buta. Kalau buta, masih untung juga kalau dia enggak sakit menjadi kedawan-dawan artinya dia akan menderita oleh sakit yang berkepanjangan. Jadi, selalu untung dalam melihat sesuatu, artinya ktia selalu bersikap positif lah terhadap apapun," ucapnya. 

lihat foto KLIK SELENGKAPNYA: Pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono menargetkan menang satu putaran di Pilkada Jakarta. Namun, pengamat politik Ujang Komarudin menilai hal ini bakalan berat.

Lutfi menambahkan gerakan coblos semua dikhawatirkan akan menguntungkan salah satu paslon. 

Dalam sebuah peperangan, kata Lutfi, netral itu tidak diperlukan. 

"Lebih baik kita mempertegas sikap kita yang akan kita untungkan, atau lebih baik memilih seperti menghitung kancing ketimbang coblos semua," pungkasnya. 

Tak berpengaruh besar

Pengamat politik, Saidiman Ahmad melihat bahwa Gerakan Anak Abah tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil Pilkada Jakarta 2024 meski jumlah pendukung Anies sangat besar.

Halaman
123

Berita Terkini