Tangki truk tronton pecah, sehingga menyebabkan munculnya percikan api dan akhirnya merembet ke badan bus.
Kebakaran cepat terjadi, ditengarai karena adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus, seperti tas dan karpet yang ditaruh di kursi.
Saat kejadian, seluruh korban tewas berlarian ke belakang bus dengan harapan pintu akan terbuka.
Sayangnya, pintu tersebut justru tak bisa terbuka sehingga penumpang tak bisa menyelamatkan diri. Ditambah bus tidak dilengkapi dengan alat pemecah kaca.
2. Siswa dalam perjalanan pulang study tour
Kedua kecelakaan ini rupanya juga mengangkut siswa yang akan melakukan study tour atau pariwisata.
Dimuat dari BBC, kecelakaan itu terjadi saat bus pariwisata tersebut hendak kembali Bangkok setelah melakukan perjalanan wisata.
Begitu pun dengan tragedi Paiton.
Para siswa SMK Yapemda Sleman hendak kembali ke Yogyakarta setelah pulang study tour dan wisata di Bali.
3. Sopir selamat
Persamaan lainnya yakni kondisi sopir yang selamat.
Untuk kecelakaan bus di Thailand, sopir bus diketahui selamat.
Dilansir dari Kompas TV, sopir yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Saman Chanput, menyerahkan diri pada Selasa malam beberapa jam setelah kebakaran.
Polisi mengatakan mereka telah mendakwanya dengan tuduhan mengemudi secara gegabah yang menyebabkan kematian dan cedera, tidak berhenti untuk membantu orang lain, dan tidak melaporkan kecelakaan tersebut.
Pengemudi tersebut mengatakan kepada penyidik bahwa ia mengemudi dengan normal hingga bus tersebut kehilangan keseimbangan pada ban kanan depan.