“Bus kemudian menabrak mobil lain, dan menggesek pembatas jalan raya beton, yang menyebabkan percikan api yang menyulut api,” kata Chayanont Meesati, wakil kepala polisi daerah, seperti dikutip dari The Associated Press.
“Pengemudi tersebut mengatakan ia berlari untuk mengambil alat pemadam kebakaran dari bus lain yang juga sedang melakukan perjalanan yang sama. Tetapi ia tidak dapat memadamkan api, dan melarikan diri karena ia panik,” kata Chayanont.
Sementara untuk tragedi Paiton, bukan hanya sopir saja selamat, kernet bus juga diketahui selamat dalam insiden yang terjadi pada 21 tahun lalu itu.
Sang sopir bisa selamat setelah melompat dari bus, sedangkan kernetnya memecah kaca bagian depan.
Saat kebakaran terjadi, warga sekitar lokasi melihat adanya kobaran api dan letupan-letupan kecil.
Petugas pemadam kebakaran juga datang untuk membantu memadamkan api.
Setelah jenazah berhasil dievakuasi, mayat korban disekat dengan balok es.
Banyaknya jumlah korban meninggal memaksa pihak RSUD Situbondo untuk mengawetkan jenazah menggunakan balok es.
Saat itu, jenazah hanya ditempatkan di lorong lantaran ruang kamar mayat tidak terlalu besar.
Kebanyakan jenazah mengalami luka bakar serius dan ada bagian tubuhnya yang hilang dan beberapa sulit dikenali.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya