TRIBUNJAKARTA.COM - Ustaz Adi Hidayat merasa tidak pantas menggantikan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Hal itu disampaikannya saat membuat pernyataan soal isu yang ramai bahwa dirinya akan segera dilantik jadi utusan khusus presiden.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022–2027 itu membuat video di akun Youtubenya, Adi Hidayat Official, untuk membantah isu tersebut.
Adi Hidayat mengatakan, isu tersebut sudah membuat dirinya menerima banyak pertanyaan bahkan ucapan selamat.
"Melalui video ini saya ingin menyampaikan bahwa isu dimaksud tidak benar adanya. Sekali lagi, kami ingin sampaikan bahwa isu dimaksud, penetapan, pengangkatan, pelantikan, apapun diksinya, terkait stafsus itu tidaklah benar adanya," kata Adi Hidayat.
Menurut Adi Hidayat, masih banyak orang lain yang lebih pantas menjadi pejabat setingkat menteri itu.
"Saya berkeyakinan bahwa banyak orang-orang yang lebih baik, banyak orang-orang yang lebih pantas, lebih berwawasan dengan posisi dimaksud," katanya.
Adi Hidayat juga menyinggung sosok Presiden Prabowo Subianto yang punya kebebasan untuk menunjuk siapapun menjadi utusan khususnya.
Menurutnya, Prabowo memiliki wawasan mendalam untuk menunjuk orang yang tepat berada di sisinya.
"Bapak presiden dengan kepemilikan hak prerogatif yang penuh serta wawasan yang sangat mendalam beliau akan lebih dapat menentukan staf terkait yang lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan kami," kata nya.
Gus Miftah Mundur
Diberitakan sebelumnya, Gus Miftah mundur dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada Jumat (6/12/2024).
Dilantik pada 22 Oktober 2024, pria bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu hanya menjadi pejabat negara selama 45 hari.
"Yang saya hormati bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Wakil Presiden serta seluruh Rakyat Indonesia yang saya cintai," kata Gus Miftah membuka pernyataannya.
Ia lalu mengutip ayat 26 surat Ali Imran, "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu"
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam setelah berdoa. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden
Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," katanya.