TRIBUNJAKARTA.COM - Tiga sosok food reviewer ini di jagat sosial media belakangan menjadi buah bibir netizen.
Mereka menjadi sasaran hujatan lantaran dituding menjatuhkan usaha kuliner milik orang lain.
Alih-alih membuat dampak positif bagi usaha kuliner yang diulasnya, food reviewer itu malah dinilai menjelekkannya.
Ulasan buruk dari mereka pun menjadi boomerang.
Bahkan, muncul sebuah gerakan boikot terhadap ada salah satu food reviewer tersebut.
Berikut ketiga food reviewer yang kini panen hujatan.
1. Codeblu
Dikutip dari Kompas.com, permasalahan ini bermula dari ulasan konten kreator, William Anderson alias Codeblu tentang salah satu toko cake and patisserrie yang diduga memberikan nastar berjamur ke sebuah panti asuhan.
Saat itu Codeblu mengaku mendapat informasi tersebut dari seseorang yang diduga bekerja di toko tersebut.
Tak hanya memberikan komentar terkait nastar berjamur, Codeblu juga menyinggung buruknya kondisi dapur di toko tersebut.
Akibatnya, banyak netizen ikut mengkritik toko kue tersebut.
Menanggapi viralnya tudingan tersebut, pihak toko kue brand CT itu mengeluarkan pernyataan berisi bantahan.
"Menanggapi isu yang beredar terkait tuduhan bahwa perusahaan kami telah mendistribusikan produk kadaluarsa dan berjamur ke Panti Asuhan, perusahaan melakukan tinjauan internal dan tidak menemukan bukti tersebut," tulis toko kue tersebut di akun media sosialnya.
"Produk yang dikeluarkan dalam program CSR tersebut telah melewati proses Quality Control dan merupakan produk yang baik serta aman untuk dikonsumsi," lanjut mereka.
Meski sudah ada bantahan, Codeblu tetap membuat video berisi teguran kepada toko kue tersebut setelah menerima laporan dari beberapa orang.
"Gue cuma menyalurkan ini ada orang mau suaranya didengar udah gue salurkan, selalu begitu," kata Codeblu.