TRIBUNJAKARTA.COM - Konten kreator William Anderson alias Codeblu menanggapi santai dengan aksi boikot melarang dirinya masuk tempat makan.
Sambil cengar cengir, pria berkepala plontos itu tak mau ambil pusing dan memilih ikhlas dengan pelarangan tersebut.
Hal itu terungkap ketika menjawab pertanyaan wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan setelah menjalani pemeriksaan kasus dugaan pemerasan pada Selasa (11/3/2025) kemarin.
Raut wajahnya tak terlihat tegang dan kerap tersenyum.
"Sedih lah ya, dan kaget tapi di saat bersamaan yaudah enggak apa-apa. Kalau memang gue enggak boleh masuk ke restoran tersebut, gue enggak memaksa untuk masuk," ujarnya seperti dikutip dari Youtube Intens Investigasi yang tayang pada Selasa (11/3/2025).
Ia sebenarnya tak menyangka dampak yang begitu besar setelah kasus dugaan pemerasan ini viral.
Sebagai konsekuensinya, Codeblu menerima jika ada tempat makan yang memboikot dirinya.
"Efeknya sampai segini gedenya, mungkin gue emang enggak diterima oleh mereka, ya enggak apa-apa. Gue tidak memaksa untuk diterima lah ya," pungkasnya.
Gerakan boikot Codeblu
Gerakan memboikot konten kreator, William Anderson alias Codeblu mulai gencar.
Setelah gambar larangan Codeblu di sebuah kafe viral, muncul lagi gambar yang mirip di sebuah kafe di Lampung.
Kafe yang memasang larangan tersebut bernama Kiyo Libare.
Dalam video yang diunggahnya, tampak seorang pria berjalan menuju pintu masuk kaca kafe lalu menempelkan gambar larangan dengan wajah Codeblu yang dicoret.
"Codeblu, code code lain biar diturutin pacar dan sejenisnya dilarang masuk," tulisnya.
Video tersebut sudah dilihat hingga 3,4 juta penonton di akun @kiyo.libare.
Sebelum gambar larangan ini dipasang, beredar juga sebuah larangan masuk bagi Codeblu dan konten kreator sejenisnya ke sebuah kedai kopi.