Viral di Media Sosial

Cerita Mantan Pemain Sirkus Taman Safari yang Diperlakukan Bak Binatang, Tuntun Keadilan Sejak 1997

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEKERASAN PEMAIN SIRKUS- Petugas menggelar atraksi untuk menarik perhatian para pengunjung wisata Taman Safari Indonesia, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 22 Agustus 2020 dan Para mantan pemain Pemain Oriental Circus Indonesia Taman Safari. Sejumlah perempuan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menguak kisah kelam selama puluhan tahun menjadi pemain sirkus yang beratraksi di berbagai tempat, termasuk di Taman Safari Indonesia.

"Sudah mengeluarkan rekomendasi bahwa ada pelanggaran di situ eksploitasi anak ada di situ anak tidak mendapatkan pendidikan ada penyiksaan ada tetapi sayangnya rekomendasi ini hanya menjadi macan kertas," timpalnya.

Pada akhirnya, para korban kembali mencari keadilan dengan mengadu ke Kementerian HAM pada Selasa (15/4/2025) kemarin.

Hadir dalam forum tersebut Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, Dirjen Pelayanan, Kepatuhan HAM, Munafrizal Manan, dan jajarannya.

Mugiyanto menegaskan, pihaknya akan segera memanggil pihak Taman Safari untuk meminta keterangan.

"Karian kami ingin mendapatkan informasi yang komprehensif, setelah kami mendapatkan laporan dari para korban, kami juga akan mengupayakan untuk mendapatkan informasi dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku tindakannya," katanya, dikutip dari Instagram @mugiyanto.official.

Tanggapan Taman Safari

Taman Safari Indonesia (TSI) Group menanggapi kabar dugaan eksploitasi yang dilakukan pihaknya terhadap sejumlah eks pemain sirkus. 

Dalam keterangan resmi TSI, mereka mengaku tidak memiliki keterkaitan hubungan bisnis maupun keterlibatan hukum dengan mantan pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut.

“Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud (eks pemain sirkus)” demikian jawaban Manajemen TSI melalui keterangan tertulis.

TSI mengaku memahami akan pelaksanaan forum tersebut. Namun, pihaknya menilai bahwa hal itu bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan TSI secara kelembagaan.

“Adalah hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya, namun kami berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkut pautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum,” kata dia.

TSI pun menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, serta etika bisnis yang bertanggung jawab.

“Selama lebih dari 40 tahun, kami senantiasa mengutamakan konservasi, edukasi, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara," tegasnya.

Sehingga, TSI juga mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar. Terutama di ruang digital.

“Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan,” kata dia.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini