Prabowo Resah Aksi Preman Berkedok Ormas, Rocky Gerung Ungkit Program KDM: Dibawa ke Barak Militer

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden RI Prabowo Subianto resah terhadap aksi premanisme berkedok organisasi kemasyarakatan (Ormas).

Pengamat Politik Rocky Gerung pun ikut menyoroti aksi premanisme yang menjadi perhatian masyarakat akhir-akhir ini.

Ia mengungkit program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM yang membawa siswa nakal untuk menjalani pendidikan karakter ke barak militer.

Rocky Gerung mengaku tidak menyetujui program siswa bermasalah dibawa ke barak militer.

Menurutnya, anak-anak nakal itu justru harus dipelihara di sekolah. Dimana, siswa nakal itu dididik oleh guru pembimbing.

"Yang mungkin yang lebih baik adalah preman ini yang dibawa ke barak militer karena dia manusia dewasa mampu untuk berpikir ulang kalau diberi semacam disiplin di barak militer dan mungkin pemasyarakatan awal kalau memang ada pidananya ya untuk dipenjara," kata Rocky Gerung dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (9/5/2025).

Rocky lebih setuju preman dibanding anak nakal yang dibawa ke barak militer. Ia menilai anak-anak nakal itu dalam proses bertumbuh secara mencari identitas.

"Masa dibawa ke barak militer," katanya.

Rocky mengingatkan bahwa militer merupakan tempat pendisiplinan tubuh terutama watak dengan cara sistem hierarki. Pasalnya, kata Rocky, tentara hidup di dalam pendisiplinan dan sifatnya hierarkis.

" Nah, anak-anak yang bermasalah itu kalau dibawa ke situ dia akan dibentuk juga mentalnya itu secara hierarkis.  Sepenuh-penuhnya tidak saya setujui dalilnya cara berpikirnya itu atau gubernur siapa Jawa Barat ya yang punya ide yang sama," imbuhnya.

KLIK SELENGKAPNYA: Simak Lima Fakta Aksi Keji Preman Palak Warga di Sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2025). Pelaku Rampas Uang Rp 100 ribu Demi Miras.

Rocky lalu menyinggung studi dari Ben Anderson yang meneliti peran kalangan muda di awal revolusi.

Dimana, preman berfungsi untuk membantu perjuangan politik. Sehingga menjadi satu sejarah panjang bahwa premanisme di Indonesia bukanlah fenomena baru.

"Juga kelompok-kelompok yang dipakai oleh pemerintah Belanda dengan maksud sebaliknya itu untuk jad mata-mata Belanda da jadi kita mau baca bahwa preman itu dari awal sebetulnya peralatan itu dan makin lama dia berevolusi menjadi semacam kekuatan atau organized crime dan membuat jaringan sehingga dia akhirnya mulai menjadi otonom," ungkapnya.

Rocky mengungkapkan preman itu dibackup oleh kekuatan politik tertentu sehingga merangsek ke dalam wilayah publik. 

Preman, kata Rocky, juga bisa dijadikan umpan untuk persaingan politik.

Halaman
12

Berita Terkini