Om Zein merasa heran dengan Verrel yang dinilainya lebih banyak 'cuap-cuap' terkait program barak militer untuk siswa nakal yang baru dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Terlebih, Verrel berasal dari Dapil Jabar VII yang meliputi wilayah Purwakarta, Karawang dan Bekasi pada pileg 2024 lalu.
"Ya ampun mas, mas. Mas kan dapil sini, mendingan turun deh mas, mendingan lihat deh langsung daripada mas berwacana," kata Om Zein seperti dikutip dari Instagramnya yang tayang pada Jumat (9/5/2025).
Ia mempertanyakan terkait kekhawatiran orang tua anak terhadap program tersebut yang dipersoalkan Verrel.
"Nah, yang mas maksud tuh kekhawatiran orang tua yang mana mas? Ini orang tuanya nitipin di sini semua seneng," jawabnya.
Om Zain mengusulkan agar Verrel turun lapangan langsung meninjau program tersebut.
Ia menantang Verrel menangani permasalahan anak nakal dengan caranya sendiri.
"Nah gini deh mas, ini kan ada yang mau masuk lagi 30 (siswa). Kita bagi dua aja deh mas, mas 15 saya 15. Yang 15 dengan cara mas, yang 15 lagi kita lanjutkan dengan cara di barak militer. Yok, om yang nantangin," katanya.
Diapresiasi Kak Seto
Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menilai, program pendidikan berkarakter yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tidak melanggar hak anak.
Meskipun berada di lingkungan militer, para siswa bermasalah yang mengikuti program pendidikan tersebut tetap mendapatkan haknya untuk mengeyam pendidikan.
Hal tersebut diungkapkan Kak Seto seusai meninjau langsung para peserta Program Pendidikan Karakter Panca Waluya di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada Sabtu (10/5/2025).
"Sering kali ada anggapan keliru. Meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka," ujar Kak Seto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (11/5/2025).
Kak Seto mengatakan, para siswa tersebut masih mendapatkan hak untuk tumbuh dan berkembang, perlindungan, dan kesempatan untuk menyuarakan pendapat.
Bahkan, ada pemeriksaan kesehatan dan psikologi.
Dia juga menilai, pendidikan karakter yang dikawal oleh berbagai pihak secara intensif ini juga dalam pelaksanaannya memberikan dampak positif bagi para peserta didik.