TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah kebijakan pembinaan di barak militer untuk cegah kenakalan remaja, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bikin gebrakan baru dengan meminta agar seluruh siswa dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas masuk jam 06.00 WIB.
Namun, instruksi sang gubernur membuat emak-emak ini ketar ketir.
Emak-emak sekaligus influencer berkerudung yang waswas itu menuangkan kegelisahannya lewat akun Instagram pribadinya @ceritaibun__.
"Aduh pak kalau yang ini (kebijakan jam 6 pagi) jangan atuh pak, masuk jam 6 biar anak disiplin dan tidak nakal. Pak, kalau anak-anak masuk jam 6, nanti saya yang nakal. Saya yang jadi pemberontak pak," katanya seperti dikutip pada Selasa (3/6/2025).
Ibu tersebut tidak mempermasalahkan anak-anak harus bangun lebih pagi.
Namun, ia takut jika kebijakan itu diterapkan dapat membuat keselamatan anak terancam karena pelaku begal.
"Aduh pak jangan pak saya nih kasihan pak. Bukan masalah bangun paginya, kita setiap hari juga bangun pagi, beres-beres, siap-siap. (Tapi) takut dibegal pak," lanjutnya.
Ia beralasan karena anak-anak harus berangkat sendiri atau diantar oleh ibunya ke sekolah dalam keadaan lebih pagi.
Kondisi itu menurutnya tak aman.
"Mending kalau udah ada transportasi umum kita bisa naik gitu yah aman merata bareng sama yang lain, kan ini naik motor sieun atuh pak, dan enggak semua anak-anak yang sekolah itu dianter sama bapaknya, kan siapa tahu bapaknya berangkat subuh juga ke jakarta kerja, ibu-ibunya masa nganter," jelasnya.
Ia juga mengkhawatirkan jika ibu-ibu tersebut memiliki anak yang lebih kecil sehingga mau tak mau turut membawa anaknya itu naik motor ke sekolah.
"Mending kalau cuman berdua, ada anaknya yang lebih kecil lagi," tambahnya.
Sembari berkelakar, ia mengaku stres membayangkan kebijakan yang baru diterapkan Dedi Mulyadi ini.
"Pak ini anak-anak disiplin, saya yang stres ini ah. Mending saya yang masuk ke barak pak. Udah kita aja yang berangkat ke barak," pungkasnya.
Gebrakan baru KDM
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menggulirkan kebijakan baru mulai Juni 2025 bagi seluruh siswa dari jenjang dasar hingga menengah atas.