Bertemu Dedi Mulyadi di SMAN 1 Cikampek, Emak-emak Sumpah Dukung Kebijakan Sang Gubernur: Demi Allah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke SMAN 1 Cikampek pada hari pertama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Selasa (10/6/2025) kemarin.

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke SMAN 1 Cikampek pada hari pertama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Selasa (10/6/2025) kemarin.

Momen kedatangannya pun diabadikan dalam unggahan instagram @dedimulyadi71.

Mulanya, Mantan Bupati Purwakarta ini menjelskan datang tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Ia pun langsung melihat suasana pendaftaran SPMB di sekolah tersebut.

Riuh pun terdengar jelas dalam video saat Dedi Mulyadi menanyakan daya tampung di SMAN 1 Cikampek kepada kepala sekolah.

Kemudian ia beralih kepada para orangtua yang tengah mendaftarkan anaknya.

Di sini, satu diantara orangtua murid ditanya soal kebijakannya yakni terkait jam malam pelajar.

"Udah dikasih disiplin? Jam 9?," tanyanya belum selesai kepada orangtua murid itu

"Jam 8 diambil hpnya, setengah 9 udah tdiur, gak boleh main," jawab orangtua murid itu.

Bertatap muka langsung, Dedi Mulyadi segera menanyakan soal setuju kah orangtua murid itu dengan kebijakan ini.

lihat foto Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda terang-terangan ingin belajar birokrasi ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat mereka bertemu. Namun Sang Gubernur justru memberikan jawaban lain.

Tak disangka, emak-emak itu sampai berani bersumpah.

"Ibu setuju ga dengan kebijakan saya?," tanya Politisi Gerindra itu.

"Setuju Pak?," sahut emak-emak itu.

"Benar? jangan ikutan saya," kata Dedi Mulyadi meyakinkan kembali.

"Benar Pak, Demi Allah setuju," jawab emak-emak itu.

"Ih jangan pak, anak cewek harus ketat," sahutnya.

Kata Ono Surono Soal Kebijakan Dedi Mulyadi

Sebagai informasi, aturan jam malam pelajar diberlakukan pada Juni 2025.

Dalam aturan jam malam itu melarang siswa untuk berada di luar rumah mulai pukul 21.00-04.00 WIB, terkecuali untuk keperluan penting dan darurat seperti kegiatan sekolah atau keagamaan.

Wakil Ketua DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP, Ono Surono yang kerap kritis dengan kebijakan Dedi Mulyadi pun luluh dengan kebijakan jam pelajar ini.

Kali ini, ia mendukung kebijakan tersebut hingga berbagi pengalaman semasa sekolahnya dulu.

"Jadi inget masa kecil ya SD pulang jam 11, jam 12 tidur siang, jam 3 madrasah sampai jam 5 terus main. Magrib harus sampai rumah, kalau belum sampai rumah mimi saya, ibu sudah siap-siap dengan sapu lidi," katanya dikutip dari instagram @ono_surono, Selasa (3/6/2025).

"SMP dibatasi sampai jam 9 malam. Kalau jam 9 malam belum sampai rumah, mama, bapak saya sudah siap-siap dengan sandalnya yang kulit itu".

"SMA bisa sampai jam 10. Kuliah nah baru bebas karena sudah tidak tinggal dengan orangtua. Apalagi di jurusan arsitektur kan sering begadang sama teman-teman kuliah."

Sekiranya ada dua alasan dibalik sikap mendukungnya itu terhadap kebijakan Dedi Mulyadi ini.

Pertama, kebijakan ini dinilainya bisa menghindari anak-anak menjadi korban tindak kriminal. 

Kedua, anak-anak diakuinya butuh aturan bagaimana mereka bisa tertib waktu, tidak melakukan hal-hal negatif. 

Sebab, malam hari memang cenderung  lanjut dia, banyak hal-hal negatif yang bisa dilakukan. 

"Dari mulai balapan liar, mabuk-mabukan, merokok, lalu juga bisa mereka terlibat dalam lingkungan yang sudah melakukan tindak kriminal beserta orang dewasa. Sehingga ini sangat positif untuk kembali bagaimana jam malam untuk para siswa diatur untuk bisa memaksimalkan pembentukan karakter bagi mereka untuk fokus yang berkaitan dengan belajar," bebernya.

"Kita ingin anak-anak kembali seperti zaman dulu saya yang tertib waktu. Semoga kebijakan ini dapat diterima oleh seluruh rakyat di Jawa Barat," tambahnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini