Meski bagi banyak orang tinggal di area pemakaman tidak layak dan terkesan menyeramkan, tapi warga yang mendiami TPU Kebon Nanas mengaku tetap merasa nyaman.
Di antaranya Irah (74), warga lanjut usia (Lansia) yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di atas sebuah petak makam etnis Tionghoa berukuran besar di TPU Kebon Nanas.
Irah yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung mengatakan dahulunya dia tinggal pada sebuah gubuk di wilayah Jatinegara, tapi gubuk liar tersebut terdampak penertiban.
"Dulu saya ada gubuk, tapi sudah dibongkar. Enggak apa, saya enggak marah," kata Irah.
Petak makam beratap beton yang digunakan Irah untuk tempat tinggal sudah berusia tua, makam tersebut dia sekat menjadi dua bagian yakni tempat tidur dan tempat untuk mencuci.
Menurut warga sekitar Irah sebenarnya sempat diboyong anak dan cucunya untuk tinggal bersama pada rumah yang layak, tapi dia menolak dan memilih tempat tinggal di atas petak makam.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya