TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak sosok pria berinisial H (42) yang membuat suasana kabin pesawat Lion Air JT-308 mendadak berubah tegang pada Sabtu (2/8/2025) sore.
H yang berteriak membawa bom kala itu, ternyata pernah dirawat di beberapa rumah sakit jiwa.
Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Ronald Sipayung mengungkapkan, H selama proses penyidikan, menunjukkan perilaku yang membingungkan dan sulit untuk dimengerti.
Ronald mengaku banyak jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan penyidik.
“Dari 10 pertanyaan, mungkin hanya tiga atau empat yang dijawab sesuai. Sisanya tuh enggak nyambung,” ujar Ronald.
Ia mengatakan penyidik perlu kesabaran ekstra dalam menangani kasus ini karena H juga sempat menunjukkan emosi yang sulit dikendalikan.
“Kalau bukan orang yang sabar, bisa terpancing juga emosinya,” ucap dia.
Kondisi ini pula yang mendorong polisi untuk melibatkan pihak keluarga dan mengarahkan H ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jalani observasi jiwa, polisi tunggu hasil psikiater Sejak Senin (4/8/2025) malam, H telah dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, untuk menjalani observasi kejiwaan selama 14 hari.
“Dia sudah diobservasi di rumah sakit. Dia akan diobservasi di sana 14 hari ke depan,” kata Ronald.
Observasi ini dilakukan dengan persetujuan keluarga, setelah ibu dan paman H datang dari Medan.
Dari keterangan mereka, H disebut pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit jiwa, baik di kampung halamannya di Siantar, Sumatera Utara, maupun di Jakarta Barat.
Namun hingga kini, polisi belum menerima dokumen medis resmi terkait riwayat gangguan jiwa tersebut.
"Kita minta apakah pernah ada diagnosa atau surat keterangannya. Tapi itu belum dibawa sama ibunya kemarin," jelas Ronald.
Polisi saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan psikiater untuk menentukan langkah hukum selanjutnya terhadap H.