Pertemuan di Lapas Cirebon itu digelas memakai alas tikar. Mereka duduk berkeliling lesehan.
"Semuanya berbagi cerita dan sebagian besar di antaranya justru berbagi cerita dengan luapan emosi mereka masing-masing. Ada muka yang mengekspresikan kemarahan, ada yang dengan tangisan, ada yang dengan tawa," kata Reza Indragiri.
"Tapi saya yakin tawa itu bukan karena mereka gembira. Tawa itu adalah satu-satunya penawar yang tersisa atas luka batin yang mereka derita. Tidak ada lagi manusia di muka bumi ini yang bisa menenangkan hati mereka kecuali diri mereka sendiri. Dengan cara apa? Dengan cara untuk tertawa atas kegetiran hidup yang mereka lalui. Jadi tidak ada yang menolak," sambungnya.
Reza menuturkan dirinya pertama kali ngobrol dengan Jaya lalu berlanjut ke Sudirman.
Kemudian, Eka Sandi lalu Supriyanto. Dilanjutkan ke Eko Ramadhani dan Rivaldi Aditya alias Ucil.
Terakhir, Reza mengobrol dengan Hadi Saputra.
"Ini kali pertama sesungguhnya saya bertemu dengan mereka. Tapi mudah-mudahan saya tidak berlebihan dalam menilai bahwa sepertinya kondisi batin mereka hari ini tampaknya lebih berat daripada sebelumnya," katanya.
"Sebelumnya itu sudah berat. Yang saya maksud adalah sebelum ada pengumuman PK itu sudah beratlah. Siapa sih yang bisa menerima kenyataan dihukum seumur hidup dalam penjara atas perbuatan yang sama sekali mereka tidak lakukan?" sambungnya.
Bahkan, kata Reza, para terpidana kasus Vina Cirebon sudah berharap akan bebas pada bulan Agustus saat HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Ketujuh terpidana itu mengirimkan surat permohonan amnesti kepada Presiden Prabowo Subianto tertanggal 14 Agustus 2025.
"Membumbung harapan bahwa mereka akan bebas merdeka bulan Agustus pula. Tapi ternyata kecewa dan kondisi itu membuat mereka terpukul," katanya.
Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan oleh kepala negara kepada seseorang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana tertentu. Amnesti diberikan melalui undang-undang atau keputusan resmi lainnya.
Reza Indragiri pun menerima surat permohonan amnesti dari ketujuh narapidana itu.
Surat tersebut ditampilkan dalam akun Youtube Forum Keadilan TV, Senin (18/8/2025).
Reza Indragiri mengaku tidak hanya mendapatkan surat dari para terpidana namun mendapatkan oleh-oleh lainnya.
"Saya dapat dua oleh-oleh. Pertama, setumpuk surat yang ditulis oleh keluarga para terpidana dan diperuntukkan bagi Presiden Prabowo Subianto. Itu oleh-oleh pertama, dan oleh-oleh kedua adalah kerupuk. Namanya unik, kerupuk melarat. Saya pikir nama kerupuk ini juga mencerminkan nasib para terpidana dan keluarga mereka pasca ditolaknya permohonan Peninjauan Kembali oleh Mahkamah Agung," kata Reza Indragiri.